A. Pengertian
Bimbingan Pendidikan
Bimbingan dalam KBBI
diartikan; 1 petunjuk (penjelasan) cara mengerjakan sesuatu; tuntunan;
pimpinan: - tes masuk universitas; 2
kata pengantar.[1] Miller
mengatakan bahwa bimbingan adalah proses membantu individu memperoleh
pengertian tentang diri sendiri dan pengarahan diri sendiri yang perlu untuk
penyesuaian diri yang maksimal di sekolah.[2] Makna
bimbingan menurut Natawidjaya adalah suatu layanan bantuan kepada individu
secara berkesinambungan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan sehingga
mencapai perkembangan optimal dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.[3]
Pengertian pendidikan dalam
UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pengertian bimbingan
pendidikan menurut beberapa pendapat para ahli diantaranya:
a. W. S.
Winkel SJ. Menyatakan bahwa: bimbingan pendidikan adalah bimbingan dalam
menemukan cara belajar yang tepat untuk mengatasi kesukaran-kesukaran mengenai
belajar dan dalam memilih jenis/jurusan yang sesuai.
b. Ruth
Strong merumuskan bahwa : bimbingan pendidikan sebagai bantuan yang diberikan
kepada peserta didik agar dapat memilih program yang cocok dan mencari
kemajuan-kemajuan melalui program yang dipilihnya.
c. Brewer,
tentang pendapatnya mengenai educational guidance menganggap
sebagai suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan untuk pertumbuhan mental
individu.[4]
Dari beberapa definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan pendidikan merupakan bantuan yang
diberikan kepada anak yang dapat berupa informasi pendidikan, cara belajar yang
efektif, pemilihan jurusan, lanjutan sekolah, mengatasi masalah belajar,
mengembangkan kemampuan dan kesanggupan secara optimal dalam pendidikan atau
membantu agar para peserta didik dapat sukses dalam belajar dan mampu
menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan sekolah.[5]
B. Tujuan
Bimbingan Pendidikan
Bimbingan pendidikan bertujuan
untuk membantu peserta didik dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah
dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan kegiatan pendidikan, maka akan
timbul berbagai persoalan terutama bagi peserta didik sendiri. Sesuai dengan
itu, maka bimbingan pendidikan memberikan bantuan kepada peserta didik dalam
hal :[6]
1. Pengenalan
terhadap situasi pendidikan yang dihadapi
Dalam situasi pendidikan yang dihadapi oleh peserta didik, maka
peserta didik perlu mendapat bantuan. Bantuan tersebut dapat berupa; sistem
belajar, buku-buku, metode belajar, alat-alat pelajaran dan sebagainya. Program
orientasi merupakan salah satu cara untuk mencapai hal tersebut.
2. Pengenalan
terhadap studi lanjutan
Bantuan ini terutama diberikan kepada peserta didik kelas terakhir
yang akan meninggalkan sekolah dan akan melanjutkan studinya. Pengenalan yang
diberikan antara lain mengenai jenis-jenis sekolah yang dapat dimasuki,
syarat-syarat masuk ke sekolah lanjutan, cara-cara pemilihan jurusan yang
sesuai dan sebagainya.
3. Perencanaan
pendidikan
Untuk mencapai sukses dalam pendidikan, harus dibuat suatu rencana
yang jelas dan nyata mengenai kemungkinan-kemungkinan pendidikan yang akan
ditempuhnya. Peserta didik perlu mendapat bantuan sesuai dengan cita-citanya,
bakat, minat dan sebagainya. Dengan demikian, peserta didik dapat menempuh
suatu pendidikan yang didasari oleh suatu rencana yang nyata, sehingga lebih
menjamin tercapainya suatu tujuan.
4. Pendidikan
spesialisasi
Pada saat-saat tertentu peserta didik dihadapkan kepada pemilihan
suatu spesialisasi (kekhususan), misalnya, pemilihan jurusan pada kelas-kelas
terakhir di SMA, pemilihan jurusan di perguruan tinggi, dan lain-lain. Oleh
karena itu, peserta didik harus benar-benar mendapatkan bimbingan supaya
bertujuan untuk mengarahkan kesesuaian anatara potensi dan bakat minat.
Dewa
Ketut Sukardi, menyebutkan bahwa tujuan dari bimbingan pendidikan (educational
guidance) secara garis besarnya adalah untuk :
a. Membantu
para peserta didik untuk menilai potensi-potensi, kemampuan-kemampuan, bakat
dan minatnya, sifat-sifat pribadinya yang berhubungan dengan pelajaran.
b. Membantu
peserta didik untuk mengetahui berbagai kemungkinan pendidikan yang ada padanya.
c. Memilih
sekolah, universitas, institute, sekolah tinggi atau pusat latihan yang cocok
dengan pilihannya.
d. Membantu
peserta didik untuk menentukan segi-segi kelemahan dan kekuatan yang ada pada
diriya guna keberhasilan pendidikannya.
e. Membantu
peserta didik untuk menyesuaikan diri dengan suasana sekolah, sehingga dapat
mengarahkan semua potensi, kemampuan, bakat dan minatnya untuk mencapai
keberhasilan dalam belajarnya.
C. Pengertian
Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar adalah
suatu bantuan dari pembimbing kepada individu (peserta didik) dalam hal
menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai. Dan
untuk mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan
tuntutan-tuntutan belajar di institusi pendidikan.[7] Dapat
ditarik kesimpulan berdasarkan pengertian tersebut maka, bimbingan belajar bisa
bermakna suatu bantuan dari pembimbing kepada terbimbing (peserta didik) dalam
menghadapi dan memecahkan masalah-masalah belajar. Relevan dengan makna
tersebut Surya menyatakan bahwa bimbingan belajar merupakan jenis bimbingan
yang membentu para peserta didik dalam menghadapi dan memecahkan
masalah-masalah pendidikan (dalam arti luas) dan masalah belajar (dalam arti
sempit).[8]
D. Tujuan
dan Bentuk-bentuk Layanan Bimbingan Belajar
Tujuan bimbingan
belajar adalah membantu individu (peserta didik) agar mencapai
perkembangan yang optimal sehingga tidak menghambat perkembangan belajar
peserta didik. Karena peserta didik merupakan individu yang sedang mengalami
proses perkembangan. Secara khusus tujuan bimbingan belajar adalah agar peserta
didik mampu menghadapi dam memecahkan masalah-masalah belajar. Dalam konteks
kemandirian, tujuan bimbingan belajar adalah agar peserta didik mandiri dalam
nelajar.[9]
1. Beberapa
bentuk layanan bimbingan belajar yang bisa diberikan kepada para peserta didik
di sekolah dan madrasah, diantaranya:[10]
a. Orientasi
kepada para peserta didik (khususnya peserta didik baru) tentang tujuan
institusional (tujuan sekolah dan madrasah), isi kurikulum pembelajaran,
struktur organisasi sekolah, cara-cara belajar yang tepat, penyesuaian diri
dengan corak pendidikan di sekolah atau madrasah.
b. Penyadaran
kembali secara berlaku tentang cara belajar yang tepat selama mengikuti
pelajaran di sekolah dan madrasah maupun di rumah baik secara individual maupun
kelompok.
c. Bantuan
dalam memilih jurusan atau program studi yang sesuai, memilih kegiatan-kegiatan
nonakademik yang menunjang usaha belajar dan memilih program studi lanjutan
untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Bantuan ini mencangkup penyebaran
informasi (layanan informasi) tentang program studi yang tersedia pada jenjang
pendidikan tertentu.
d. Pengumpulan
data peserta didik (layanan pengumpulan data) yang berkenanan dengan kemampuan
intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita hidup, pada program-program
studi atau jurusan tertentu.
e. Bantuan
dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar seperti kurang mampu menyusun dan
mentaati jadwal belajar di rumah, kurang siap menghadapi ulangan atau ujian,
kurang dapat berkonsentrasi, kurang menguasai cara belajar yang tepat
diberbagai mata pelajaran, menghadapi keadaan di rumah yang mempersulit cara
belajar secara rutin.
f. Bantuan
dalam membentuk kelompok-kelompok belajar dan mengatur kegiatan-kegiatan
belajar kelompok supaya berjalan secara efektif dan efisien.
2. Layanan
bimbingan belajar dilaksanakan dengan melalui tahap-tahap :
1) Keterlambatan
akademik, yaitu keadaan peserta didik yang diperkirakan memiliki inteligensi
yang cukup tinggi tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.
2) Ketercepatan
dalam belajar, yaitu keadaan peserta didik yang memiliki bakat akademik yang
cukup tinggi atau memiliki IQ 130 atau lebih, tetapi masih memerlukan
tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang mat
tinggi itu.
3) Sangat
lambat dalam belajar, yaitu keadaan peserta didik yang memiliki bakat akademik
yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapat pendidikan atau
pengajaran khusus.
4) Kurang
motivasi dalam belajar, yaitu kedaaan peserta didik yang kurang bersemangat
dalam belajar.
5) Bersikap
dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi peserta didik yang kegiatan
atau perbuatan belajarnya sehari-hari suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur
waktu, membenci guru.
Peserta didik yang
mengalami masalah belajar seperti tersebut dapat dikenali melalui prosedur,
diantaranya:
1) Tes Hasil
Belajar
yaitu suatu alat yang
disusun untuk mengungkapkan sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan
pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
2) Tes
Kemampuan Dasar
Tingkat kemampuan dasar
biasanya di ukur atau di ungkapkan dengan mengadministrasikan tes inteligensi
yang sudah baku. Dalam banyak skala inteligensi, kemampuan dasar manusia di
klasifikasikan sebagai berikut :
I.Q
|
Tingkat Kemampuan
|
140
ke atas
|
Sangat
cerdas
|
120-139
|
Cerdas
|
110-129
|
Di
atas rata-rata
|
90-109
|
Normal
atau rata-rata
|
80-89
|
Di
bawah rata-rata
|
70-79
|
Bodoh
|
Di
bawah 70
|
Sangat
bodoh
|
3) Skala
Sikap dan Kebiasaan Belajar
Hasil belajar ditentukan
oleh sikap dan kebiasaan yang dilakukan peserta didik dalam belajar. Sebagian
dari sikap dan kebiasaan peserta didik belajar itu dapat diketahui dengan
mengadakan pengamatan dalam kelas.
4) Tes
Diagnostik
Merupakan instrument untuk
mengungkapkan adanya kesalahn-kesalahan yang di alami oleh peserta didik dalam
bidang pelajaran tertentu.
5) Analisis
Hasil Belajar atau Karya
Merupakan prosedur yang
pelaksanaannya dilakukan dengan jalan memeriksa secara langsung materi hasil
belajar yang ditampilkan peserta didik.
Peserta didik yang
mengalami masalah belajar perlu mendapatkan bantuan agar masalahnya tidak
berlarut-larut yang nantinya dapat mempengaruhi proses perkembangan peserta
didik. Upaya yang dapat dilakukan adalah :
1) Pengajaran
Perbaikan
Pengajaran perbaikan
merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada seorang atau kelompok
peserta didik yang menghadapi masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka.
2) Kegiatan
Pengayaan
Merupakan suatu bentuk
layanan yang diberikan kepada seorang atau beberapa orang peserta didik yang
sangat cepat dalam belajar.
3) Peningkatan
Motivasi Belajar
Guru, konselor dan staf
sekolah lainnya berkewajiban membantu peserta didik meningkatkan motivasinya
dalam belajar. Prosedur yang dapat dilakukan adalah :
a) Memperjelas
tujuan belajar
b) Menyesuaikan
pengajaran dengan bakat, minat dan kemampuan peserta didik
c) Menciptakan
suasana pembelajaran yang menantang, merangsang dan menyenangkan
d) Memberi
hadiah ( penguatan ) dan hukuman bilamana perlu
e) Menciptakan
suasana hubungan yang hangat dan dinamis antara guru dan peserta didik, serta
antara peserta didik dengan peserta didik
f) Menghindari
tekanan dan suasana yang tidak menentu ( seperti suasana menakutkan,
mengecewakan, membingungkan, menjengkelkan )
g) Melengkapi
sumber dan peralatan belajar.
4) Pengembangan
Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik
Sikap dan kebiasaan belajar
yang baik tidak tumbuh secara kebetulan, melainkan seringkali perlu ditumbuhkan
melalui bantuan yang terencana, terutama oleh guru, konselor, dan orang tua
peserta didik. Untuk itu, peserta didik hendaklah dibantu dalam hal menemukan
motif yang tepat dalam belajar, memelihara kondisi kesehatan yang baik,
mengatur waktu belajar, dan kegiatan lainnya.
[3] Eti
Nurhayati, Bimbingan Konseling & Psikoterapi Inovatif,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 79
[4] Dewa
Ketut Sukardi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (
Surabaya: Usaha Nasional, 1983), hal. 24
[5] Yusup
Gunawan, dkk, Pengantar Bimbingan dan Konseling: Buku Panduan Mahasiswa,
( Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 1992), hal. 46-47
[7] Dewa
Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), hlm. 40.
[8] Tohirin, Bimbingan
dan Konseling di Sekolah dan Madrsah, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2007), hlm. 130.
[11] Prayitno
dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2008), hlm.279.
Labels:
MATERI UMUM
Thanks for reading Bimbingan Pendidikan dan Belajar. Please share...!
0 Comment for "Bimbingan Pendidikan dan Belajar"