1.
Pengertian Qanaah
Bila
kita sudah menerima keadaan yang sudah kita alami saat ini dan kita
merasakannya dengan penuh keiklasan dan kesyukuran maka hal ini bisa dikatakan
qanaah. Untuk lebih lanjut mari kita bahas mengenai qanaah itu sendiri.
Qanaah
menurut bahasa adalah rela menerima apa yang diberikan Allah. Adapun menurut istilah,
qanaah adalah sikap menerima apa yang telah diberikan oleh Allah kepada manusia
atau berpikir positif terhadap pemberiaan Allah swt. Berpikir positif maksudnya
berpikir bahwa Allah memberikan sesuatu kepada manusia diukur sesuai dengan
kemampuannya. Misalnya, Allah memberikan rezeki kepada kita dengan rezeki yang
cukup, kemungkinan jika kita diberi rezeki lebih, akan menimbulkan dampak negatif
bagi kita sendiri. Mungkin kita semakin jauh dari Allah atau dengan kelebihan rezeki
itu menyebabkan kita berbuat kemaksiatan. Orang yang qanaah selalu tenang dan
berbahagia dalam hidupnya karena ia selalu menerima apa adanya atas pemberian
Allah.
Qanaah
dalam pengertian di atas tidak berarti menerima pemberian Allah begitu saja,
tetapi dengan berusaha semampunya. Apabila kita telah berusaha semaksimal
mungkin tetapi hasilnya kurang memuaskan, kita harus tetap qanaah. Setiap
manusia diberi rezeki oleh Allah swt. Namun, kadar rezeki yang diberikan oleh
Allah berbeda-beda, tergantung pada sikap kita mau
menerima dengan senang hati atau dengan mengeluh. Orang yang mau menerima dan bersyukur terhadap pemberian Allah akan ditambah rezekinya, kenikmatan dan berkah dari Allah. Sebaliknya, apabila kita mengeluh dan menggerutu, Allah mengancam dengan siksaan yang
sangat pedih, dan kita termasuk dalam golongan orang yang kufur.
menerima dengan senang hati atau dengan mengeluh. Orang yang mau menerima dan bersyukur terhadap pemberian Allah akan ditambah rezekinya, kenikmatan dan berkah dari Allah. Sebaliknya, apabila kita mengeluh dan menggerutu, Allah mengancam dengan siksaan yang
sangat pedih, dan kita termasuk dalam golongan orang yang kufur.
Contoh:
ada seorang bernama Didi. Didi adalah seorang penjaka parker di sebuah toko di kotanya. Setiap hari dia berangkat lebih awal daripada teman-teman sejawatnya. Biasanya sebelum berangkat bekerja Didi selalu tidak lupa salat sunnah terlebih dahulu. Bahkan juga tidak lupa melaksanakan puasa sunnah. Didi selalu bersyukur apa yang telah Allah berikan kepada Didi. Melalui pekerjaannya Didi sudah bisa mencukupi kebutuhan keluarganya. Meskipun bekerja sebagai tukang parker namun, Didi tetap bisa mencukupi keluarganya. Jika ada seseorang yang meminta tolong pada saat bekerja maka Didi selalu menolongnya. Pernah pada suatu ketika Didi mendapati sebuah dompet yang isinya uang sangat banyak kemudian Didi langsung mencari alamat si pemilik domet tersebut. Setiap Didi bekerja tidak ada rasa keluh kesah yang ada dibenaknya hanya bekerja yang halal dan mencari keberkahan Allah SWT. Dengan prilaku tersebutlah Allah akan selalu menurunkan limpahan rahmat-Nya kepada Didi sehingga Didi dan keluarganya selalu cukup dalam menjalani kehidupannya.
ada seorang bernama Didi. Didi adalah seorang penjaka parker di sebuah toko di kotanya. Setiap hari dia berangkat lebih awal daripada teman-teman sejawatnya. Biasanya sebelum berangkat bekerja Didi selalu tidak lupa salat sunnah terlebih dahulu. Bahkan juga tidak lupa melaksanakan puasa sunnah. Didi selalu bersyukur apa yang telah Allah berikan kepada Didi. Melalui pekerjaannya Didi sudah bisa mencukupi kebutuhan keluarganya. Meskipun bekerja sebagai tukang parker namun, Didi tetap bisa mencukupi keluarganya. Jika ada seseorang yang meminta tolong pada saat bekerja maka Didi selalu menolongnya. Pernah pada suatu ketika Didi mendapati sebuah dompet yang isinya uang sangat banyak kemudian Didi langsung mencari alamat si pemilik domet tersebut. Setiap Didi bekerja tidak ada rasa keluh kesah yang ada dibenaknya hanya bekerja yang halal dan mencari keberkahan Allah SWT. Dengan prilaku tersebutlah Allah akan selalu menurunkan limpahan rahmat-Nya kepada Didi sehingga Didi dan keluarganya selalu cukup dalam menjalani kehidupannya.
وَإِذْ تَأَذَّنَ
رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Artinya:
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, niscaya akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat”. (Q.S. Ibrahim/14: 7).
bersyukur, niscaya akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat”. (Q.S. Ibrahim/14: 7).
(Dan
ingatlah pula ketika mempermaklumkan) memberitahukan (Rabb kalian sesungguhnya
jika kalian bersyukur) akan nikmat-Ku dengan menjalankan ketauhidan dan
ketaatan (pasti Kami akan menambah nikmat kepada kalian dan jika kalian mengingkari
nikmat-Ku) apabila kalian ingkar terhadap nikmat-Ku itu dengan berlaku
kekafiran dan kedurhakaan niscaya Aku akan menurunkan azab kepada kalian.
Pengertian ini diungkapkan oleh firman selanjutnya: ("Sesungguhnya azab-Ku
sangat keras.")
2.Fungsi Qanaah
Qanaah
memunyai pengaruh dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, qanaah atau
berpikir positif memunyai fungsi dalam kehidupan manusia, baik dalam kehidupan
pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
a. Fungsi
Qanaah dalam Kehidupan Pribadi Orang yang bersikap qanaah dalam kehidupan
pribadinya akan merasakan manfaat, antara lain sebagai berikut.
1) Meningkatkan
iman dan ketakwaan kepada Allah swt.
2) Bersikap
tenang dalam hidupnya.
3) Tidak
serakah atau tamak terhadap harta benda.
4) Dijauhkan
dari sifat hasud dan iri dan dengki pada orang lain.
Ketiga hal di atas akan membawa ketenteraman dan kebahagiaan
yang merupakan dambaan serta tujuan hidup manusia.
Ketiga hal di atas akan membawa ketenteraman dan kebahagiaan
yang merupakan dambaan serta tujuan hidup manusia.
Rasulullah
saw. bersabda:
Artinya:
Dari Abdullah bin Amr bin Ash bahwasannya, Rasulullah saw. ber-sabda:“Sungguh beruntung orang yang telah masuk Islam, dan diberi rezeki cukup dan bersikap qanaah (menerima) apa
yang telah diberikan oleh Allah kepada-Nya”. (H.R. Muslim:1746).
Dari Abdullah bin Amr bin Ash bahwasannya, Rasulullah saw. ber-sabda:“Sungguh beruntung orang yang telah masuk Islam, dan diberi rezeki cukup dan bersikap qanaah (menerima) apa
yang telah diberikan oleh Allah kepada-Nya”. (H.R. Muslim:1746).
5) Bersikap
hemat dan tidak bakhil.
وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا
(Dan orang-orang yang apabila membelanjakan) hartanya kepada anak-anak
mereka (mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir) dapat dibaca
Yaqturuu dan Yuqtiruu, artinya tidak mempersempit perbelanjaannya (dan adalah)
nafkah mereka (di antara yang demikian itu) di antara berlebih-lebihan dan
kikir (mengambil jalan pertengahan) yakni tengah-tengah.
Artinya:
“Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih)
orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak
berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya
secara wajar.” (Q.S. Al-Furqan/25: 67).
“Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih)
orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak
berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya
secara wajar.” (Q.S. Al-Furqan/25: 67).
6) Dermawan
dan suka berbuat kebajikan.
7) Menjauhkan
diri dari perbuatan meminta-minta. Sikap memintaminta adalah sikap orang malas
dan mudah putus asa. Sifat qanaah memunyai pendirian lebih baik memberi
daripada menerima. Rasulullah saw. bersabda: Artinya: Dari Hakim bin Hizam dari
Nabi saw. bersabda: “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.” (H.R.
Bukhari: 1338).
8) Dijauhkan
dari penyakit stres atau depresi. Penyakit stres atau depresi sekarang ini
sedang menggejala di masyarakat kita. Salah satu sebabnya adalah tidak bersikap
qanaah dalam menghadapi kehidupan.
b. Fungsi
Qanaah dalam Kehidupan Bermasyarakat
Masyarakat akan menjadi baik jika
dimulai dari kehidupan pribadi yang baik. Jika pribadi masing-masing memiliki
sikap qanaah, masyarakat pun akan menjadi qanaah.
Fungsi qanaah dalam kehidupan bermasyarakat adalah sebagai berikut.
Fungsi qanaah dalam kehidupan bermasyarakat adalah sebagai berikut.
-
Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah
swt.
-
Terhindar dari sifat tamak, rakus dan dengki.
-
Terhindar dari rasa khawatir akan kekurangan.
-
Memupuk jiwa sabar dan tawakkal.
-
membiasakan diri berpola hidup sederhana sesuai
dengan ajaran Islam.
-
Mental dan jiwa masyarakat menjadi sehat. Orang
yang bersikap qanaah akan memiliki rasa tanggung jawab terhadap masyarakat
sekitarnya, bahkan kepentingan masyarakat didahulukan daripada kepentingan pribadi.
Karena agama Islam tidak membenarkan orang yang hanya mementingkan dirinya sendiri.
Di samping fungsi di atas, qanaah dapat berfungsi sebagai dinamisator dan
stabilisator kehidupan. Qanaah berfungsi sebagai dinamisator, yaitu kekuatan
batin yang selalu mendorong seseorang untuk meraih kemajuan berdasarkan
kemandirian dengan tetap bergantung kepada karunia Allah swt. Qanaah terkait
erat dengan hati atau mental.
Qanaah dapat pula berarti berpikir positif. Orang yang berpikir positif atau qanaah tidak berada dalam kebimbangan, tidak berspekulasi, melainkan selalu berpikir dengan jiwa yang besar disertai dengan keberanian berusaha bertindak. Usaha dilakukan dengan maksimal, namun hasil yang dicapai diterima dengan lapang
dada, penuh rasa syukur kepada Allah. Qanaah berfungsi sebagai stabilisator karena orang yang mempunyai sifat qanaah selalu berlapang dada, berhati tenteram,
merasa berkecukupan dan bebas dari keserakahan. Pada hakikatnya, kekayaan atau kemiskinan terletak pada hati, bukan pada harta yang berhasil dicari dan dikumpulkan. Rasulullah saw. bersabda: Artinya: “Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi Muhammad saw. bersabda: “Bukanlah kekayaan itu karena harta benda, akan tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan jiwa.” (H.R. Bukhari: 5965).
Qanaah dapat pula berarti berpikir positif. Orang yang berpikir positif atau qanaah tidak berada dalam kebimbangan, tidak berspekulasi, melainkan selalu berpikir dengan jiwa yang besar disertai dengan keberanian berusaha bertindak. Usaha dilakukan dengan maksimal, namun hasil yang dicapai diterima dengan lapang
dada, penuh rasa syukur kepada Allah. Qanaah berfungsi sebagai stabilisator karena orang yang mempunyai sifat qanaah selalu berlapang dada, berhati tenteram,
merasa berkecukupan dan bebas dari keserakahan. Pada hakikatnya, kekayaan atau kemiskinan terletak pada hati, bukan pada harta yang berhasil dicari dan dikumpulkan. Rasulullah saw. bersabda: Artinya: “Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi Muhammad saw. bersabda: “Bukanlah kekayaan itu karena harta benda, akan tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan jiwa.” (H.R. Bukhari: 5965).
Memang
pada dasarnya manusia sudah memiliki sifat qanaah sejak kelahirannya namun,
terkadang dengan adanya benturan kehidupan di dunia ini yang membuat manusia
itu melupakan sifat dasarnya manusi sendiri sehingga terkadan tidak
menghiraukan jalan-jalan yang dianggapnya benar namun sebebarnya salah. Biasanya
tolak ukur keimanan manusia bisa terlihat jika menghadapi situasi dan kondisi
mendesak seperti ini. Misalnya saja kebutuhan ekonomi yang mendesak belum lagi
ada tekanan-tekanan dari istri dan anak-anaknya yang meminta uang. Sehingga kebanyakan
para kepala rumah tangga tidak ada yang tahan dengan keadaan seperti ini
sehingga memilih jalan pintas yaitu dengan cara instan.
Sumber: Pendidikan Agama Islam 3 untuk
kelas IX SMP, penulis Sri Prabandani dan Siti
Masruroh
0 Comment for "Pengertian Qanaah"