Dalam
pembahasan kali ini penulis akan berbagi pengalaman tentang cara mendidik anak
yang malas dalam belajar. Sebenarnya keluhan ini banyak ditanyakan oleh para
orang tua yang anaknya cenderung pemalas dalam belajarnya. Rata-rata mereka
memiliki anak uisa Sekolah Dasar antara kelas 1 sampai kelas 3. Tidak banyak
juga kelas di atasnya.
Dalam
penyelesaian masalah ini, kita bisa bisa mengambil dari pokok masalahnya
terlebih dahulu.
Untuk
lebih mudahnya dalam mencari solusinya, kita menggunakan teori dalam
perkembangan atau psikologi anak. Dalam psikologi ada teori nativisme dan
emperisme. Nativisme adalah perkembangan anak berdasarkan pengaruh intern atau
keturunan dari ayah dan ibunya. Teori emporisme adalah perkembangan anak
berdasarkan pengaruh lingkungan yang membentuknya.
Dalam
kasus kali ini penulis akan mencoba menggunakan teori keduanya dan kolaborasi
antara teori keduanya.
#PERTAMA#
TEORI NATIVISME. Teori ini membebankan pada
aspek keturunan. Anak bertindak atau berprilaku berdasarkan pembawaan sejak
lahir. Istilah lain karakter anak menurun dari ayah dan ibunya.
è Oke jika
kita memakai teori bahwa perilaku anak menurun dari orang tuanya, maka yang
perlu diperhatikan adalah kita tidak perlu menekankan anak untuk bertindak
diluar kebiasaan anak tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah jangan
mengarahkan anak untuk berbuat keburukan atau melakukan kebiasaan buruk. Karena
anak akan berbuat sesuai dengan karakter yang dia bawa semenjak lahir. Dengan
kata lain karakter yang ada di dalam anak itu yang akan mendominasi
lingkungannya, sehingga lingkungan akan menyesuaikan anak. Biasanya perilaku
anak bisa dilihat dari penampilannya. Contohnya bajunya, kamarnya,
kendaraannya, dll. Kesimpulannya adalah untuk
menstimulus dalam mendidik anak jangan terlalu menekan untuk bertindak sesuatu
tujuannya supaya anak bisa mengembangkan kepribadiannya secara bebas.
#KEDUA#
TEORI EMPIRISME. Teori ini berkesimpulan bahwa
perilaku atau karakter anak berdasarkan dominasi pengaruh dari luar atau
lingkungannya.
è Pada saat penulis masih duduk di bangku perkuliahan, teori ini banyak
merekomendasikan sebagai acuan teori yang mudah diterapkan. Jika kita
menggunakan teori empirisme sangat mudah yaitu kita tinggal mengolah lingkungan
si anak agar bisa membentuk karakter yang baik. Misalnya jika anak pemalas,
kita jangan memberikan fasilitas yang berlebihan kepada si anak. Jika lingkungannya
terpenuhi anak akan merasa santai dan tidak akan melakukan perbuatan lain
karena anggapannya sudah terpenuhi. Biasanya lingkungan yang paling dekat
mempengaruhi yaitu keluarga. Jika kondisi keluarga tidak ideal jangan
memaksakan anak untuk lebih baik. Misalnya, jika keadaan keluarganya malas
semuanya maka si anak akan terbawa dengan suasana tersebut. Namun sebaliknya
jika lingkungannya baik, maka anak akan cenderung mengikuti baik. Kesimpulannya
pengaruh lingkungan dalam pembentukan karakter anak lebih mendominasi. Anak laihr
seperti kertas yang kosong.
#KETIGA#
TEORI
KOLABORASI YAITU ANTARA PEMBAWAAN DAN LINGKUNGAN. Teori ini sering disebut dengan pengaruh intern dan eksternal. Menganggap
bawha perilaku dan karakter anak merupakan campur dari keturunan dan pengaruh
lingkungannya.
è
Terus
bagaimana cara menerapkan teori ini pada anak yang sudah terlanjur pemalas
dalam segala hal?. Oke dari masalah itu akan timbul kesimpulan yang mengkerucut
yaitu merubah anak agar tidak pemalas.
Pertama, melihat
karakter atau kepribadian si anak sebelum melakukan tindakan. Jika sudah
menyimpulkan bahwa si anak memiliki sifat yang pemalu misalnya. Bisa diambil
kesimpulan bahwa si anak lebih berat pengaruh dari aspek keturunannya. Namun jika
anak itu percaya diri atau lebih sering keluar rumah maka, jelas anak itu sudah
lebih mendominasi pengaruh lingkungannya.
Kedua, membuat atau mengkondisikan lingkungan
si anak agar tidak mendekat kepada perilaku malas. Pengkondisian ini bisa mulai
dari keluarganya sampai luar rumah.
àKESIMPULAN PALING AKHIRß
- Jangan menyalahkan si anak jika memiliki sifat pemalas, tapi lihat dulu dari manajemen diri kita dan lingkungan kita.
- Mencoba memprogramkan untuk membentuk karakter anak agar memiliki kepribadian yang tangguh.
- Meminimalisir diri kita untuk berbuat malas supaya tidak ditiru oleh si anak.
- Melatih si anak dari mulai yang paling kecil, misalnya membuang sampah pada tempatnya.
- Jangan salah memberikan sesuatu kepada anak padahal belum saatnya, misalnya anak Sekolah Dasar jangan diberikan Smartphone terlebih dahulu.
- Jangan bosan mendidik anak untuk disiplin
- Mulai memperhatikan lingkungan bermain si anak, misalnya si anak bermain dimana, bersama siapa.
- Mencoba menata ruangan belajar si anak agar terkesan nyaman.
- Mengurangi aksesoris dalam ruangan belajar yang berlebihan sehingga fokus anak bisa maksimal.
Sekian artikel yang saya tulis kali ini,
semoga bermanfaat bagi pembaca dan bisa memecahkan permasalahan yang sedang
dihadapi.
Labels:
MENDIDIK ANAK
Thanks for reading Cara Mendidik Anak Yang Malas Belajar. Please share...!
1 Comment for "Cara Mendidik Anak Yang Malas Belajar"
Thanks infonya. Oiya ngomongin mendidik anak, miliarder kawakan Warren Buffett ternyata punya cara cerdas untuk mengajarkan anak perihal keuangan. Seperti apa caranya? Temen-temen bisa cek di sini: Tips Warren Buffett mendidik anak