1. Metode perencanaan pendidikan
Ada beberapa metode perencanaan pendidikan yang perlu
dipahami oleh setiap penyusun perencanaan pendidikan, antara lain:
a. Metode analisis sumber-cara-tujuan.
Metode ini dipakai untuk meneliti sumber-sumber dan beberapa alternatif
pelaksanaan program untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sebagai penyusun
perencanaan pendidikan yang menggunakan metode ini, hal-hal yang perlu
dilakukan adalah: (a) melakukan analisis tentang sumber daya yang ada, baik
sumber daya internal atau eksternal yang dimiliki; (b) melakukan analisis
tentang beberapa metode (cara) atau strategi yang dapat dilakukan dalam proses
pelaksanaan program yang telah dirancang, agar efektif dalam pencapaian tujuan;
dan (c) melakukan analisis tentang tujuan jangka pendek, menengah dan tujuan
jangka panjang secara integral dan berkesinambungan,
b. Metode analisis masukan-keluaran.
Metode ini dipakai untuk menganalisis beberapa faktor input pendidikan, proses pendidikan
dan output pendidikan. Sebagai penyusun perencanaan pendidikan
yang menggunakan metode ini, hal-hal yang perlu dilakukan adalah: (1)
melakukan analisis tentang faktor-faktor input pendidikan,
misalnya: (a) analisis memiliki kebijakan mutu sekolah; (b) analisis sumber
daya tersedia dan siap; (c) analisis tentang harapan prestasi yang tinggi; (d)
analisis terhadap pelanggan (khususnya pada peserta didik yang masuk);
dan (e) analisis manajemen MBS (Dirjen Dikdasmen, 2006;
Bafadal, I. 2003); (2) melakukan analisis tentang proses layanan
pendidikan, misalnya: (a) analisis efektivitas proses belajar mengajar; (b)
analisis kepemimpinan sekolah yang demokratis; (c) analisis pengelolaan SDM dan
keuangan yang efektif, transparan dan akuntabel; (d) analisis sekolah berbudaya
mutu; (e) analisis sekolah yang memiliki teamwork yang kompak,
cerdas, visioner dan dinamik; (f) analisis kemandirin dalam pengelolaan sumber
daya sekolah; dan sebagainya (Dirjen Dikdasmen, 2006); dan (3) melakukan
analisis output pendidikan, misalnya: (a) analisis kualitas
karya sekolah; (b) analisis produktivitas warga sekolah; (c) analisis lulusan
dengan kebutuhan masyarakat; dan sebagainya.
c. Metode analisis ekonometrik.
Metode ini memakai data empirik, statistik, kuantitatif dan teori ekonomi dalam
mengukur perubahan untuk hubungannya dengan ekonomi. Metode ini lebih dekat
dengan pendekatan perencanaan pendidikan model untung rugi atau keefektifan
biaya. Sebagai penyusun perencanaan pendidikan yang menggunakan metode ini,
hal-hal yang perlu dilakukan adalah: (1) melakukan analisis secara empirik atau
kuantitatif tentang sumber daya dan sumebr dana yang dimiliki oleh lembaga,
yang berpotensi untuk bisa dikembangkan secara maksimal dalam rangka meraih
keuntungan finansial secara maksimal; dan (2) melakukan analisis tentang
peluang output dari layanan pendidikan yang dapat terserap
oleh dunia usaha atau industri, sehingga layanan pendidikan yang diberikan
betul-betul mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Oleh karena proses layanan
pendidikan yang tidak bernilai produktif (memberi nilai ekonomis) harus
ditiadakan.
d. Metode diagram sebab akibat.
Metode ini dipakai dalam perencanaan yang menggunakan sekuen hipotetik untuk
mendapatkan gambaran masa depan yang lebih baik. Metode ini hampir sama dengan
pendekatan strategik. Sebagai penyusun perencanaan pendidikan yang menggunakan
metode ini, hal-hal yang perlu dilakukan adalah: (1) melakukan analisis beragam
problem atau beragam tantangan yang akan dihadapi oleh dunia pendidikan di masa
yang akan datang. Oleh karena itu diperlukan adanya analisis SWOT (Strength atau
kekuatan, Weakness atau kelemahan, Opportunity atau
kesempatan, and Threat atau ancaman) secara cermat pada semua aspek
atau bidang-bidang pendidikan yang akan dikembangkan. Tujuan dilakukan analisis
SWOT adalah untuk mengenali tingkat kesiapan setiap bidang pendidikan atau
aspek kelembagaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan; dan (2)
melakukan analisis tindakan atau langkah-langkah yang tepat, yang dapat
dilaksanakan dalam menghadapi beragam tantangan atau problem yang muncul pada
era yang akan datang.
e. Metode analisis siklus kehidupan. Metode
ini dipakai untuk mengalokasikan sumber daya yang ada di sekolah dengan
memperhatikan siklus kehidupan produksi atau output layanan
pendidikan (lulusan), proyek, program dan proses kegiatan layanan pendidikan.
Tahapan yang perlu diperhatikan oleh penyusun perencanaan pendidikan yang menggunakan
metode ini, adalah: (1) melakukan konseptualisasi program-program dalam
perencanaan pendidikan; (2) spesifikasi program-program dalam perencanaan
pendidikan; (3) pengembangan prototipe layanan pendidikan; (4) pengujian dan
evaluasi program-program dalam perencanaan pendidikan; (5) operasi; dan (6)
produk atau output layanan pendidikan (lulusan).
f. Metode proyeksi. Metode ini paling
banyak dipakai dalam perencanaan pendidikan di tingkat mikro (lembaga satuan
pendidikan). Perencanaan pendidikan yang menggunakan metode proyeksi, akan
menghasilkan cara (metode) pemecahan masalah penduduk lima tahunan, data
persekolahan, proyeksi penduduk usia sekolah, proyeksi siswa, proyeksi ruang
kelas, dan proyeksi kebutuhan guru. Dalam metode ini paling tidak ada tiga metode
proyeksi, yaitu:
1) Angka pertumbuhan siswa.
Angka pertumbuhan siswa adalah perhitungan kenaikan siswa setiap tahunnnya,
dengan menggunakan rumus:
Sn-1 – Sn-2
Apn =
X 100 %
Sn-2
Keterangan:
Apn = Angka Pertumbuhan
siswa tahun n
Sn-1 = Siswa tahun n-1
Sn-2 = Siswa tahun n-2
2) Kohort siwa. Kohort
adalah satu angkatan siswa yang masuk kelas 1 (awal) sampai tamat sekolah.
Contoh, pada tahun pelajaran 2010-2011 siswa yang masuk kelas VII SMP/ MTs
berjumlah 500 orang,kemudian tiga tahun berikutnya 2012-2013 yang lulus
adalah 470 siswa (94%), sedangkan yang tidak lulus 30 siswa (6 %).
3) Arus siswa. Proyeksi
arus siswa ini akan memberikan gambaran yang lebih akurat dan tepat karena
memberikan data yang mendekati kenyataan. Hal ini disebabkan proyeksi ini
menggunakan berbagai parameter yang mengontrol hasil proyeksi tiga arus dari
setiap tingkat, yaitu: (a) angka mengulang; (b) angka naik kelas; dan (c) angka
putus sekolah (Usman, H. 2008).
2. Model perencanaan pendidikan
Ada beberapa model perencanaan pendidikan,
yaitu: Pertama, model komprehensif. Model ini digunakan untuk
menganalisis perubahan-perubahan dalam layanan pendidikan secara menyeluruh.
Disamping itu, model ini berfungsi juga sebagai pedoman dalam menguraikan
beragam rencana yang lebih khusus ke arah tujuan pendidikan yang lebih luas.
Kedua,
model pembiayaan dan keefektifan biaya. Model ini digunakan untuk menganalisis
proyek dengan kriteria efisiensi dan efektivitas pembiayan layanan pendidikan.
Dengan model ini dapat diketahui proyek layanan pendidikan yang mana yang
paling layak atau terbaik untuk didanai dan dikembangkan dibandingkan dengan
proyek-proyek lainnya. Model ini hampir sama dengan pendekatan untung rugi.
Ketiga,
model Planning, Programming, Budgeting System (PPBS), yaitu
model sistem perencanaan, pemrograman, dan penganggaran layanan pendidikan.
Model ini banyak dipergunakan pada perencanaan pendidikan perguruan Tinggi
Negeri. PPBS meruapakan suatu pendekatan sistematis dan komprehensif yang
berusaha menentukan tujuan, mengembangkan program-program untuk dicapai dengan
menggunakan anggaran seefisien dan seefektif mungkin, dan mampu menggambarkan
kegiatan program pendidikan jangka panjang.
Keempat,
model target setting. Model ini dipergunakan untuk
memperkirakan atau memproyeksi tingkat perkembangan dalam kurun waktu tertentu.
Dalam persiapannya diperlukan model untuk analisis demografis dan proyeksi
penduduk, model untuk memproyeksikan jumlah peserta didik di sekolah, dan model
untuk memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja. Persoalan yang muncul adalah,
model yang manakah yang paling baik diterapkan dalam penyusunan perencanaan
pendidikan?, Menurut para ahli sebaiknya model perencanaan pendidikan yang
dipakai dalam proses layanan pendidikan di setiap satuan pendidikan adalah
mengintegrasikan beberapa model tersebut di atas, dengan tetap memperhatikan
situasi dan kondisi yang dihadapi oleh masing-masing lembaga pendidikan
(Abin, S. Makmun, dkk. 2001; Usman, H. 2008).
D. Kesimpulan
Uraian tentang konsep perencanan pendekatan
dan model perencanaan pendidikan tersebut di atas dapat diambil pokok-pokok
kajian sebagai kesimpulan sebagai berikut.
Pertama, bahwa konsep
yang ada dalam pengertian perencanaan pendidikan, paling tidak mengandung lima
hal, yaitu: (a) suatu rumusan rancangan kegiatan yang ditetapkan
berdasarkan visi, misi dan tujuan pendidikan; (b) memuat prosedur dalam
proses kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan; (c) merupakan alat
kontrol pengendalian perilaku warga satuan pendidikan; (d) memuat rumusan hasil
yang ingin dicapai dalam proses layanan pendidikan kepada peserta didik; dan
(e) menyangkut masa depan proses pengembangan dan pembangunan pendidikan dalam
waktu tertentu, yang lebih berkualitas.
Kedua,
manfaat perencanaan pendidikan adalah dapat digunakan sebagai: (a) standar
pelaksanaan dan pengawasan proses layanan pendidikan; (b) media pemilihan
berbagai alternatif langkah strategi penyelesaian yang terbaik bagi upaya
pencapaian tujuan pendidikan; (c) media mengefisiensikan dan mengefektifkan
pemanfaatan beragam sumber daya lembaga pendidikan; (d) media untuk memudahkan
dalam berkoordinasi dengan berbagai pihak atau lembaga pendidikan yang terkait,
dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan; dan (e) alat dalam
mengevaluasi pencapaian tujuan proses layanan pendidikan.
Ketiga, suatu
perencanaan pendidikan, paling tidak memiliki ciri atau karakteristik, yaitu
perencanaan pendidikan harus: (a) berorientasi pada visi, misi kelembagaan yang
akan diwujudkan; (b) mempunyai tahapan program jangka waktu tertentu yang akan
dicapai secara berkesinambungan; (c) mengutamakan nilai-nilai manusiawi dan
bermanfaat bagi dirinya dan masyarakatnya; (d) memberikan kesempatan untuk
mengembangkan segala potensi peserta didik secara maksimal; (e) komprehensif
dan sistematis serta disusun secara logis, rasional; (f) diorientasikan untuk
mempersiapkan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas; (g)
dikembangkan dengan memperhatikan keterkaitannya dengan berbagai komponen pendidikan
secara sistematis; (h) menggunakan sumber daya (resources) internal
dan eksternal secermat mungkin; (i) berorientasi kepada masa dating atau
visioner; dan (j) responsif terhadap kebutuhan yang berkembang di masyarakat
dan bersifat dinamik; dan (k) merupakan sarana untuk mengembangkan inovasi
pendidikan.
Keempat, beberapa
prinsip yang harus diperhatikan dalam penyusunan perencanaan pendidikan, antara
lain: (a) prinsip interdisipliner; (b) prinsip fleksibel; (c) prinsip
efektifitas-efisiensi; (d) prinsip progress of change;
(e) prinsip objektif, rasional dan sistematis; dan (f) prinsip
kooperatif-komprehensif; dan (g) prinsip human resources development.
Kelima, beberapa
tahapan yang semestinya harus dilalui dalam penyusunan perencanaan pendidikan,
antara lain: (a) tahap need assessment; (b) tahap formulation
of goals and objective; (c) tahap policy and priority
setting; (d) tahap program and project formulation; (e) tahap feasibility testing;
(f) tahap plan implementation; dan (g)
tahap evaluation and revision for future plan.
Keenam, ada
beragam pendekatan perencanaan pendidikan, yaitu: pendekatan kebutuhan sosial (social
demand approach); pendekatan ketenagakerjaan (manpower approach);
pendekatan untung rugi (cost and benefit approach); dan pendekatan
keefektifan biaya (cost effectiveness approach).
Ketujuh, beberapa
metode perencanaan pendidikan yang perlu dipahami oleh setiap penyusun
perencanaan pendidikan, antara lain: (a) metode analisis sumber-cara-tujuan;
(b) metode analisis masukan-keluaran; (c) metode analisis ekonometrik; (d)
metode diagram sebab akibat; (e) metode analisis siklus kehidupan; dan (f)
metode proyeksi. Kedelapan, ada beberapa model perencanaan
pendidikan, yaitu: (a) model komprehensif, model ini digunakan untuk menganalisis
perubahan-perubahan dalam layanan pendidikan secara menyeluruh; (b) model
pembiayaan dan keefektifan biaya, model ini digunakan untuk menganalisis
proyek dengan kriteria efisiensi dan efektivitas pembiayan layanan pendidikan;
(c) model Planning, Programming, Budgeting System (PPBS),
yaitu model sistem perencanaan, pemrograman, dan penganggaran layanan
pendidikan; dan (d) model target setting, model ini
dipergunakan untuk memperkirakan atau memproyeksi tingkat perkembangan dalam
kurun waktu tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Abin, S. Makmun, dkk. 2001. Perencanaan Pembangunan
Pendidikan. Depdiknas. Jakarta.
Atmadi, A dan Setiyaningsih (Ed). 2000. Transformasi
Pendidikan, Memasuki Milenium Ketiga. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Arifin, 2007. “Problematika
SDM Guru Dalam Penerapan KTSP (Sebuah Renungan mencari jalan keluar)”. Jurnal, Media, Pendidikan
dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur. No. 08 /Th.XXXVII / Oktober 2007. hal:
62-65.
Bafadal, Ibrahim. 2003.
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar. Bumi Aksara. Jakarta.
Banghart, F.W and Trull,
A. 1990. Educational Planning. New York: The MacMillan. Company.
Bell Gredler, Margaret
E., 1986. Learning and Intruction: Theory into Practice. New York:
Macmillan Publishing Company.
BSNP, 2006. Standar Isi.
Badan Standar Nasional Pendidikan, Jakarta.
Dahana, OP and
Bhatnagar, OP. 1980. Education and Communication for Development,
Oxford & LBH Publishing C.O. New Delhi.
Depdiknas, 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis
Sekolah. Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Jakarta.
____, 2003, Undang
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Depdiknas. Jakarta.
____, 2005,a. Undang
Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen.
____, 2005,b. Standar Nasional Pendidikan. PP. Nomor 19
Tahun 2005. Depdiknas, Jakarta.
____, 2006. Pemberdayaan Komite Sekolah. Dirjen Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Djohar, 1999. Reformasi dan Masa Depan Pendidikan di
Indonesia. IKIP. Yogyakarta
Langgulung, H., 1992. Asas-asas Pendidikan Islam. Pustaka
Al Husna. Jakarta
Mulyasa, E. 2003, Menjadi Kepala Sekolah Profesional.
Remaja Rosdakarya. Bandung.
Sa’ud, S. dan Makmun A,S. 2007. Perencanaan
Pendidikan, Suatu Pendekatan Komprehensif. Remaja Rosdakarya. Jakarta.
Sagala, S. 2009. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan
Mutu Pendidikan. Alfabeta. Bandung.
Sanjaya, W., 2007. Strategi Pembelajaran, Berorientasi
Standar Proses Pendidikan. Penerbit Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Soenarya, E. 2000. Pengantar Teori Perencanaan Pendidikan
Berdasarkan Pendekatan Sistem. Adicita. Yogyakarta.
Tilaar.H.A.R. 1998. Manajemen Pendidikan Nasional (Kajian
Pendidikan Masa Depan). PT.
Remaja Rosdakarya. Bandung.
Oliver, Paul, ed. 1996. The
Management of Education Change. England: Asghate Publishing Limited.
Usman, H. 2008.
Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan.Bumi Aksara. Jakarta.
Vebriarto. 1982. Pengantar Perencanaan Pendidikan.
Penerbit Paramita. Yogyakarta.
Labels:
MATERI UMUM
Thanks for reading Metode dan Model Perencanaan Pendidikan. Please share...!
0 Comment for "Metode dan Model Perencanaan Pendidikan"