Kebiasaaan anak berprilaku buruk atau baik dikarenakan melihat dan
mengalami pengalaman yang ada disekitarnya oleh karena, itu para orang tua
harus lebih paham untuk bersikap baik dan berprilaku sopan ketika berada dihadapan
anak-anaknya. Ada sebuah pepatah “ketika orang tua sedang bertengkar maka
diusahakan agar tidak dihadapan anaknya” rupanya pepatah ini memang benar
buktinya. Pada saat anaknya melihat orangtuanya
berprilaku kurang baik maka anaknya akan meniru dari prilaku orangtuanya tersebut. Sebalikna orang tua berprilaku baik dihadapan anaknya maka si anak akan meniru kebiasaan orang tuanya. Karena keluarga merupakan pendidikan pertama bagi anak-anak sebelum mereka masuk ke sekolah umum.
berprilaku kurang baik maka anaknya akan meniru dari prilaku orangtuanya tersebut. Sebalikna orang tua berprilaku baik dihadapan anaknya maka si anak akan meniru kebiasaan orang tuanya. Karena keluarga merupakan pendidikan pertama bagi anak-anak sebelum mereka masuk ke sekolah umum.
Rupanya pepatah yang lain juga tidak kalah “jangan memukuli
anaknya pada saat melakukan sebuah kesalahan karena sakit dari pukulan tersebut
akan membekas dan terbawa sampai dewasa kelak” pepatah inipun terbukti adanya.
Bisa diperkirakan anak-anak remaja sekarang ini banyak yang nakal dan tidak
hormat kepada orang tuanya bisa diasumsikan secara nalar adalah dampak dari
pendidikan orang tuanya yang diberikan pada saat masih kecil. Bukti ini memang
benar jika si anak pada saat kecilnya sering mendapat marah dari orang tuanya
maka besar kemungkinan akan melakukan apa yang dilakukan oleh orang tuanya.
Ibarat anak adalah sebuah benda keras atau batu yang digores akan membekas
selamanya dan sukar dihilangkan. Peran orang tua harus jeli dan sabar dalam
mendidik anaknya agar kelak dewasa menjadi anak yang baik dan tentunya akan
membanggakan orang tuanya.
Dari pengalan di atas maka dapat ditarik kesimpulan dalam upaya
menanamkan kebaikan anak pada usia dini dibagi menjadi dua unsur. Unsur pertama
adalah polah hidup disekitar anak atau ditekankan pada lingkungannya. Unsur
kedua adalah pola kebiasaan mendidik anak. Di bawah ini akan dibahas satu
persatu bagaimana cara orang tua dan guru untuk mengimplementasikannya.
A.
Pola
Lingkungan
Pola lingkungan biasanya sering disebut
pengaruh dari luar atau eksternal. Pengaruh dari luar pasti tidak terlepas dari
gerak si anak dalam melakukan aktifitasnya. Menurut teori empirisme prilaku
manusia didominasi oleh pengaruh lingkungan. Biasanya anak akan melakukan
kebiasaan-kebiasaan yang mereka sukai untuk mengekspresikan kemauannya di
lingkungan. Terkadang orang tua dibuat kebingungan mengatasi kemauan-kemauan
anak dalam berprilaku. Orang tua kebanyakan mencari bagaimana mengarahkan
anaknya agar berprilaku ke kebiasaan-kebiasaan yang baik. Sebenarnya anak melakukan
hal-hal yang mereka inginkan berdasarkan apa yang dilihatnya dan dialaminya. Cara
yang paling efektif yaitu mengatur pola hidup lingkungan sekitar anak agar si
anak mempunyai kebebasan gerak yang menjurus ke arah kebaikan. Langkah pertama
yaitu dari keluarga yang melakukan kebiasaan-kebiasaan baik agar bisa tertanam
pada anak.
B.
Pola
Kebiasaan
Pola kebiasaan lebih ditekankan pada aspek
komitmen pada si anak dalam melakukan sesuatu yang mereka inginkan. Kebiasaan-kebiasaan
ini terbagi menjadi tiga penerimaan anak. Pertama respon anak setelah melihat
keadaan di sekitarnya. Kedua respon anak setelah memegang atau meraba sesuatu
yang ada disekitarnya. Ketiga respon anak setelah mendengarkan sesuatu yang ada
disekitarnya. Karena anak cepat mudah menangkap sesuatu yang berada di dekatnya
maka orang tua atau guru harus fokus memantaunya. Respon anak terhadap apa yang
mereka lihat masih mendominasi oleh karena itu, dibiasakan agar orang tua atau
guru memberi batas anak dalam aktifitasnya sesuai dengan porsi normal
anak-anak. Misalnya dalam melihat tayangan di televisi si anak diporsikan
sesuai dengan umurnya. Respon anak terhadap apa yang dipegangnya juga sangat
penting. Setelah anak melihat maka keinginan anak akan memegangnya. Maka
berhati-hatilah orang tua atau guru untuk menjaukan benda-benda yang dirasa
akan membahayakan bagi anak. Misalnya pisau, gunting, obeng. Respon anak
setelah mendengarkan sesuatu adalah pola yang sangat penting karena anak akan
menirukan kata-kata yang didengarnya. Disini peran orang tua harus berupaya
agar di lingungan aktifitas anaknya seteril terhadap suara-suara yang tidak
seumuran.
Cara-cara diatas sangat penting
bagi penanaman kebaikan khususnya anak pada usia dini. Sebelum terlambat dewasa
nanti akan menjadi anak yang tidak hormat kepada orang tuanya dan
lingkungannya. Maka didiklah anak sejak usia dini. Demikian artikel yang saya
tulis ini semoga bias menjadi inspirasi para orang tua dan guru agar bias
dijadikan referensi untuk mendidik anaknya. Tulisan di atas berdasar pada
pengalaman pribadi dan dari literatur-literatur yang pernah penulis baca.
Labels:
MENDIDIK ANAK
Thanks for reading Cara Menanamkan Kebaikan pada Anak. Please share...!
0 Comment for "Cara Menanamkan Kebaikan pada Anak"