BLOG PEMBELAJARAN

Cara Menanamkan Kebaikan pada Anak

Kebiasaaan anak berprilaku buruk atau baik dikarenakan melihat dan mengalami pengalaman yang ada disekitarnya oleh karena, itu para orang tua harus lebih paham untuk bersikap baik dan berprilaku sopan ketika berada dihadapan anak-anaknya. Ada sebuah pepatah “ketika orang tua sedang bertengkar maka diusahakan agar tidak dihadapan anaknya” rupanya pepatah ini memang benar buktinya. Pada saat anaknya melihat orangtuanya
berprilaku kurang baik maka anaknya akan meniru dari prilaku orangtuanya tersebut. Sebalikna orang tua berprilaku baik dihadapan anaknya maka si anak akan meniru kebiasaan orang tuanya.  Karena keluarga merupakan pendidikan pertama bagi anak-anak sebelum mereka masuk ke sekolah umum.
Rupanya pepatah yang lain juga tidak kalah “jangan memukuli anaknya pada saat melakukan sebuah kesalahan karena sakit dari pukulan tersebut akan membekas dan terbawa sampai dewasa kelak” pepatah inipun terbukti adanya. Bisa diperkirakan anak-anak remaja sekarang ini banyak yang nakal dan tidak hormat kepada orang tuanya bisa diasumsikan secara nalar adalah dampak dari pendidikan orang tuanya yang diberikan pada saat masih kecil. Bukti ini memang benar jika si anak pada saat kecilnya sering mendapat marah dari orang tuanya maka besar kemungkinan akan melakukan apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Ibarat anak adalah sebuah benda keras atau batu yang digores akan membekas selamanya dan sukar dihilangkan. Peran orang tua harus jeli dan sabar dalam mendidik anaknya agar kelak dewasa menjadi anak yang baik dan tentunya akan membanggakan orang tuanya.
Dari pengalan di atas maka dapat ditarik kesimpulan dalam upaya menanamkan kebaikan anak pada usia dini dibagi menjadi dua unsur. Unsur pertama adalah polah hidup disekitar anak atau ditekankan pada lingkungannya. Unsur kedua adalah pola kebiasaan mendidik anak. Di bawah ini akan dibahas satu persatu bagaimana cara orang tua dan guru untuk mengimplementasikannya.
A.     Pola Lingkungan
Pola lingkungan biasanya sering disebut pengaruh dari luar atau eksternal. Pengaruh dari luar pasti tidak terlepas dari gerak si anak dalam melakukan aktifitasnya. Menurut teori empirisme prilaku manusia didominasi oleh pengaruh lingkungan. Biasanya anak akan melakukan kebiasaan-kebiasaan yang mereka sukai untuk mengekspresikan kemauannya di lingkungan. Terkadang orang tua dibuat kebingungan mengatasi kemauan-kemauan anak dalam berprilaku. Orang tua kebanyakan mencari bagaimana mengarahkan anaknya agar berprilaku ke kebiasaan-kebiasaan yang baik. Sebenarnya anak melakukan hal-hal yang mereka inginkan berdasarkan apa yang dilihatnya dan dialaminya. Cara yang paling efektif yaitu mengatur pola hidup lingkungan sekitar anak agar si anak mempunyai kebebasan gerak yang menjurus ke arah kebaikan. Langkah pertama yaitu dari keluarga yang melakukan kebiasaan-kebiasaan baik agar bisa tertanam pada anak.   
B.     Pola Kebiasaan
Pola kebiasaan lebih ditekankan pada aspek komitmen pada si anak dalam melakukan sesuatu yang mereka inginkan. Kebiasaan-kebiasaan ini terbagi menjadi tiga penerimaan anak. Pertama respon anak setelah melihat keadaan di sekitarnya. Kedua respon anak setelah memegang atau meraba sesuatu yang ada disekitarnya. Ketiga respon anak setelah mendengarkan sesuatu yang ada disekitarnya. Karena anak cepat mudah menangkap sesuatu yang berada di dekatnya maka orang tua atau guru harus fokus memantaunya. Respon anak terhadap apa yang mereka lihat masih mendominasi oleh karena itu, dibiasakan agar orang tua atau guru memberi batas anak dalam aktifitasnya sesuai dengan porsi normal anak-anak. Misalnya dalam melihat tayangan di televisi si anak diporsikan sesuai dengan umurnya. Respon anak terhadap apa yang dipegangnya juga sangat penting. Setelah anak melihat maka keinginan anak akan memegangnya. Maka berhati-hatilah orang tua atau guru untuk menjaukan benda-benda yang dirasa akan membahayakan bagi anak. Misalnya pisau, gunting, obeng. Respon anak setelah mendengarkan sesuatu adalah pola yang sangat penting karena anak akan menirukan kata-kata yang didengarnya. Disini peran orang tua harus berupaya agar di lingungan aktifitas anaknya seteril terhadap suara-suara yang tidak seumuran.

             Cara-cara diatas sangat penting bagi penanaman kebaikan khususnya anak pada usia dini. Sebelum terlambat dewasa nanti akan menjadi anak yang tidak hormat kepada orang tuanya dan lingkungannya. Maka didiklah anak sejak usia dini. Demikian artikel yang saya tulis ini semoga bias menjadi inspirasi para orang tua dan guru agar bias dijadikan referensi untuk mendidik anaknya. Tulisan di atas berdasar pada pengalaman pribadi dan dari literatur-literatur yang pernah penulis baca.
Labels: MENDIDIK ANAK

Thanks for reading Cara Menanamkan Kebaikan pada Anak. Please share...!

0 Comment for "Cara Menanamkan Kebaikan pada Anak"

Back To Top