BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media pembelajaran merupakan suatu alat
atau perantara yang berguna untuk memudahkan proses belajar mengajar, dalam
rangka mengefektifkan komunikasi antara guru dan murid. Hal ini sangat membantu
guru dalam mengajar dan memudahkan murid menerima dan memahami pelajaran.
Proses ini membutuhkan guru yang professional dan mampu menyelaraskan antara
media pendidikan dan metode pendidikan baik menggunakan media Audio, Visual
maupun audio-visual. Kemajuan teknologi,
ilmu pengetahuan serta perubahan sikap
masyarakat membawa pengaruh yang besar dalam bidang pendidikan. Hal ini
mendorong setiap lembaga pendidikan untuk mengembangkan lembaganya lebih maju
dengan memanfaatkan teknologi modern dan kemajuan ilmu pengetahuan sebagai
media pembelajaran.
Media audio Berbeda dengan media grafis,
media audio berkaitan dengan indera pendengaran. pesan yang akan disampaikan
dituangkan kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal(kedalam
kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media yang dapat
kita kelompokkan dalam media audio, antara lain, radio, alat perekam pita
magnetik piringan hitam dan laboratorium bahasa. Dalam pembahasan kali ini
pokok tema akan ditujukan pada alat media pembelajaran berupa radio dan alat
rekaman.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari
radio?
2. Apa saja kelebihan
dan kekurangan media radio?
3. Bagaimana pemanfaatan
media radio untuk pembelajaran?
4. Apa pengertian dari
media rekaman?
5. Apa saja Kelebihan
dan kekurangan media rekaman?
6. Bagaimana penggunaan
media rekaman?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui
pengertian dari radio
2. Untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan media radio
3. Untuk mengetahui
pemanfaatan media radio untuk pembelajaran
4. Untuk mengetahui
pengertian dari media rekaman
5. Untuk mengetahui
Kelebihan dan kekurangan media rekaman
6. Untuk mengetahui penggunaan
media rekaman
BAB II PEMBAHASAN
A. Radio
1. Pengertian Radio
Dalam kamus besar bahasa Indonesia
(1990:719) diartikan: 1. siaran (pengiriman) suara atau bunyi melalui udara 2
pemancar radio; 3. pesawat radio. Dari pengertian tersebut radio adalah pesan
atau materi siaran, pemancar radio yang berperan sebagai penerima siaran
sehingga bisa didengarkan oleh para pendengar.
Rata-rata pengguna awal radio adalah para
maritim, yang menggunakan radio untuk mengirimkan pesan telegraf menggunakan kode
morse antara kapal dan darat. Salah satu penggunaan yang paling dikenang adalah
saat tenggelamnya kapal Titanic pada tahun 1912. Jika melihat peristiwa di
Indonesia tentu kita tidak melupakan peristiwa pembacaan naskah proklamasi
kemerdekaan Indonesia yang di dengarkan seluruh pelosok daerah dengan salah
satunya disiarkan melalui media radio yang di rakit oleh Gunawan yang sekarang
disimpan di Museum Nasional Indonesia. Pada masa sekarang radio sudah dijadikan
institusi publik yang terbuka, artinya radio dapat dimiliki dan dioprasikan
siapa saja dari latar belakang pendidikan, sosial-ekonomi dan kelompok
masyarakat apapun. Radio di dalam dunia pendidikan sudah ada sejak tahun 1952
di Indonesia yang disebut (SRP) atau Siaran Radio Pendidikan.
1) Radio AM
Radio AM (modulasi amplitudo). Pada tahun
1896 ilmuwan Italia, Guglielmo Marconi mendapat hak paten atas telegraf
nirkabel yang menggunakan dua sirkuit. Orang pertama yang melakukan siaran
radio dengan suara manusia adalah Reginald Aubrey Fessenden. Ia melakukan
siaran radio pertama dengan suara manusia pada 23 Desember 1900 pada jarak 50
mil (dari Cobb Island ke Arlington, Virginia) Saat ini radio AM tidak terlalu
banyak digunakan untuk siaran radio komersial karena kualitas suara yang buruk.
2) Radio FM
Radio FM (modulasi frekuensi), Pada tahun
1933 Armstrong menemukan sistem modulasi frekuensi (FM) yang menghasilkan suara
jauh lebih jernih, serta tidak terganggu oleh cuaca buruk. Hampir 2000 stasiun
radio FM tersebar di Amerika, FM menjadi penyokong gelombang mikro (microwave),
pada akhirnya FM benar-benar diakui sebagai sistem unggulan di berbagai bidang
komunikasi.
3) Radio internet
Penemuan internet mulai mengubah transmisi
sinyal analog yang digunakan oleh radio konvensional. Radio internet (dikenal
juga sebagai web radio, radio streaming dan e-radio) bekerja dengan cara
mentransmisikan gelombang suara lewat internet.
4) Radio satelit
Radio satelit mentransmisikan gelombang
audio menggunakan sinyal digital. Radio satelit hanya bisa bekerja yang tidak
memiliki penghalang besar seperti terowongan atau gedung. Oleh karena itu
perangkat radio satelit banyak dipromosikan untuk radio mobil. Untuk mendapat
transmisi siaran yang baik, perlu dibuat stasiun repeater seperti di Amerika
agar kualitas layanan prima.
5) Radio berdefinisi
tinggi (HD Radio)
Radio yang dikenal juga sebagai radio
digital ini bekerja dengan menggabungkan sistem analog dan digital sekaligus.
Dengan begitu memungkinkan dua stasiun digital dan analog berbagi frekuensi
yang sama. Efisiensi ini membuat banyak konten bisa disiarkan pada posisi yang
sama. Kualitas suara yang dihasilkan HD radio sama jernihnya dengan radio
satelit, tetapi layanan yang ditawarkan gratis. Namun untuk dapat menerima
siaran radio digital pendengar harus memiliki perangkat khusus yang dapat
menangkap sinyal digital.
2. Kelebihan dan
kekurangan media radio
Sebagai suatu media radio mempunyai
beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan media yang lain, yaitu:
1) Harganya relatif
murah dan variasi programnya lebih banyak daripada TV.
2) Sifatnya mudah dipindahkan
(mobile). Radio dapat dipindah-pindahkan dari satu ruang keruang lain
dengan mudah.
3) Jika digunakan
bersama-sama dengan alat perekam radio bisa mengatasi problem jadwal, program
dapat direkam dan diputar lagi sesuka kita.
4) Radio dapat mengembangkan
daya imajinasi anak
5) Dapat merangsang
partisipasi aktif daripada pendengar. Sambil mendengarkan, siswa boleh
menggambar, menulis, melihat peta, menyanyi maupun menari.
6) Radio dapat
memusatkan perhatian siswa pada kata-kata yang digunakan, pada bunyi dan
artinya. (terutama ini amat berguna bagi program sastra/puisi).
7) Siaran lewat suara
terbukti amat tepat/cocok untuk mengajarkan musik dan bahasa.
8) Radio dapat
mengerjakan hal-hal tertentu secara lebih baik bila dibandingkan dengan jika
dikerjakan oleh guru antara lain:
a. Radio dapat
menampilkan kedalam kelas guru-guru yang ahli dalam bidang studi tertentu,
sehingga dapat mengatasi masalah kekurangan guru yang layak untuk mengajar.
b. Pelajaran lewat radio
bisa lebih bermutu baik dari segi ilmiah maupun metodis. Ini mengingat
guru-guru kita jarang yang mempunyai waktu dan sumber-sumber untuk mengadakan
penelitian dan menambah ilmu, sehingga bisa dibayangkan bagaimana mutu
pelajarannya;
c. Radio dapat
menyajikan laporan-laporan seketika (on the spot). Pelayanan radio yang sudah
maju mempunyai banyak sumber di perpustakaan arsip-arsip yang siap dipakai; dan
d. Siaran-siaran yang
aktual dapat memberikan suasana kesegaran (immediciacy) pada sebagian besar
topik.
9) Radio dapat
mengerjakan hal-hal tertrntu yang tak dapat dikerjakan oleh guru. Dia dapat
menyajikan pengalaman-pengalaman dunia luar ke kelas. Kisah petualangan
seseorang pengembara bisa diturunkan ke kelas-kelas secara langsung lewat
radio.
10) Radio dapat
mengatasi batasan ruang dan waktu; jangkuannya luas.
11) Kemudia kelebihan
radio didalam sumber buku yang lain menyatakan bahwa kelebihan radio yaitu
dapat mencapai pendengaran dalam jumlah yang besar dengan lebih cepat dan lebih
murah daripada sarana komunikasi lain.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut,
sebagai media pendidikan radio mempunyai kelemahan-kelemahan pula, diantaranya:
1) Sifat komunikasinya
hanya satu arah (one way communication)
2) Biasanya siarannya
disentralisasikan sehingga guru tak dapat mengontrolnya,
3) Penjadwalan pelajaran
dan siaran sering menimbulkan masalah. Integrasi siaran radio ke dalam kegiatan
belajar mengajar di dalam kelas sering kali menyulitkan.
4) Radio tidak dapat
memberikan informasi secara terperinci, sebab para pendengarnya segera lupa dan
informasi itu tidak dapat disimpan untuk digunakan dikemudian hari.
3. Pemanfaatan Media
Radio untuk Pembelajaran
1) Belajar Mengajar
Melalui Radio
Belajar melalui radio pendidikan merupakan
kegiatan yang unik. Dikatakan demikian karena belajar melalui radio hanya
menggunakan satu alat indera utama, yaitu indera pendengar. Yates mengemukakan
ada tiga tahap proses mendengarkan yaitu, hearing, listening dan auding.
Hearing adalah kegiatan mendengar, yaitu menggunakan alat indera pendengar
untuk menerima rangsangan berupa bunyi atau suara. Listening adalah kegiatan
mendengarkan, yaitu adanya keterlibatan mental manusia ketika mendengar bunyi
atau suara. Sedangkan auding adalah kegiatan mendengarkan dan memahami apa yang
didengarkannya. Walaupun sebagian besar kegiatan manusia digunakan untuk
mendengarkan, namun tidak banyak hal yang diingat oleh otak manusia. Banyak hal
yang kita dengarkan, tetapi banyak pula yang segera terlupakan, terlebih bila
kita belum sampai pada tahapan auding. Agar tidak mudah lupa, kegiatan
mendengrkan harus disertai dengan mencatat hal-hal pokok yang didengarkannya.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa kegiatan mendengar bukanlah kegiatan yang
pasif, melainkan kegiatan yang aktif. Karena dalam proses mendengar kita
dituntut untuk memikirkan apa yang kita dengar agar dapat kita pahami. Oleh
karena itu pendengar radio pendidikan harus memiliki kemampuan mendengar yang
baik.
2) Mengajar Melalui
Radio
Kegiatan mengajar melalui radio mirip
dengan kegiatan penyiaran (announcing). Perbedaannya hanya pada isi pesan yang
disiarkan. Henneka seperti yang dikutip Effendy, memberikan definisi penyiaran
sebagai berikut: Penyiaran adalah suatu usaha mengkomunikasikan informasi untuk
memberitahukan sesuatu kepada pendengar. Meskipun informasi tersebut dapat
mencapai jutaan pendengar, namun penyiaran tersebut ditujukan kepada pendengar
secara perorangan, dan komunikasi ini akan sempurna hanya apabila si pendengar
mendengarkan, memahami, tertarik dan kemudian melakukan apa yang telah ia
dengarkan. Karena itu dalam memanfaatkan radio untuk kegiatan mengajar, berlaku
pula prinsip-prinsip umum penyiaran, termasuk cara penulisan naskah siarannya.
Adapun prinsip-prinsip umum penyiaran sebagai berikut:
1) Menggunakan kata-kata
yang sederhana, umum, lazim dipakai, mengesankan dan tidak melanggar kesopanan.
2) Mengadakan
pengulangan kata atau kalimat yang memuat gagasan penting
3) Menggunnakan susunan
kalimat yang logis, baik atau bergaya obrolan.
4) Menggunakan kalimat
yang ringkas.
5) Angka-angka harus
dibulatkan sesuai keperluan.
Penggunaan media radio dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dapat memberikan andil yang cukup menunjang diantaranya:
1) Memberi tambahan
wawasan materi pembelajaran yang berkaitan dengan unsur-unsur PAI, contohnya
siaran-siaran radio tentang tafsir al-Qur’an yang disiarkn setiap hari oleh
stasiun radio, hal tersebut dapat menunjang para siswa dalam mata pelajaran
al-Qur’an kemudian masih banyak yang lain yang berhubungan dengan materi PAI
seperti siaran ceramah siraman rohani, cerita sejarah Islam.
2) Menjadi sumber
pengetahuan para siswa dalam memperdalam proses pembelajaran dan tentunya
sumber tersebut masih berhubungan dengan matapelajaran PAI.
B. Media Rekaman
1. Pengertian media
rekaman
Rekaman berasal dari kata dasar rekam yang
artinya dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah alur-alur bunyi (suara) pada
piringan hitam. Dalam pembahasan ini media rekaman berarti suara baik itu suara
musik, manusia, binatang atau lainnya yang digunakan sebagai media
pembelajaran. Kaitannya dalam hal ini guru atau peserta didik dapat merekam
pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an untuk kemudian diperdengarkan di kelas atau
oleh peserta didik secara individual.
Sudjana dan Ahmad Rifai mengemukakan
hubungan media audio dengan pengembangan ketrampilan yang berkaitan dengan
aspek mendengarkan meliputi:
a. Pemusatan perhatian
dan mempertahankan perhatian. Misalnya, peserta didik mengidentifikasi kejadian
tertentu dari rekaman yang didengarnya.
b. Mengikuti pengarahan.
misalnya, sambil mendengarkan pernyatan atau kalimat singkat, peserta didik
menandai salah satu pilihan pernyataan yang mengandung arti yang sama.
c. Melatih daya analisis.
Misalnya, peserta didik menentukan urut-urutan kejadian atau suatu peristiwa,
atau menentukan ungkapan mana yang menjadi sebab dan yang mana menjadi akibat
dari pernyataan-pernyataan atau kalimat-kalimat rekaman yang didengarnya.
d. Menentukan arti dari
konteks. Misalnya, peserta didik mendengarkan pernyataan yang melum lengkap
sambil berusaha menyempurnakannya dengan memilih kata yang disiapkan. Kata-kata
yang disiapkan iti berbunyi sangat mirip dan hanya dapat dibedakan apabila
sudah dalam konteks kalimat.
e. Memilah-milah
informasi atau gagasan yang relevan dan informasi yang tidak relevan. Misalnya,
rekaman yang diperdengarkan mengandung dua sisi informasi yang berbeda dan
peserta didik mengelompokkan informasi kedalam dua kelompok itu.
f. Merangkum,
mengemukakan kembali, atau mengingat kembali informasi. Misalnya, setelah
mendengarkan rekaman suatu peristiwa atau ceritra, peserta didik diminta untuk
mengungkapkan kembali dengan kalimat-kalimat mereka sendiri.
Peralatan media rekaman telah mengalami
perkembangan sedemikian rupa dari waktu kewaktu. Tahapan-tahapan perkembangan
media setidaknya telah mengalami empat fase, yaitu gramophone, tape recording,
multitrack recording, dan digital recording.
a. Gramophone
Gramophone adalah satu-satunya alat
perekam dan playbacak yang umum digunakan, tetapi zaman mulai berubah dan mulai
muncul peralatan-peralatan yang lebih canggih sehingga alat ini tidak layak
untuk digunakan.
b. Tape recording
Tape recording disini menggantikan
phonograph karena lebih mudah dan biaya yang lebih terjangkau. tape mulai
popular pada tahun 1950-an perkembangan tape recording ini membawa perubahan
yang pesat dalam membuat musik, proses edit menjadi mudah. Dengan adanya tape
recording proses penambalan dan edit yang lebih mudah, berbagai kesalahan dapat
diperbaiki dengan mudah.
c. Multitrack Recording
Pada tahun 1940-an dimulainya eksperimen
dengan menggunakan multitrack recording yang terus berkembang menjadi lebih
rumit hingga tahun 1960-an. Dengn adanya multitrack recording, teknik merekam
dengan memisahkan grup artis dapat dilakukan juga dapat mengeluarkan efek suara
stereo.
d. Digital Recording
Music Digital Recording (MDR) adalah
sebuah teknik sistem rekaman musik secara digital dengan mempergunakan
alat-alat digital, yang akhir-akhir ini telah banyak beredar seiring dengan
berkembangnya teknologi komputerisasi itu sendiri.
2. Kelebihan dan
kekurangan media rekaman
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan alat
perekam sebagai media pendidikan:
Kelebihan alat perekam sebagai media
pendidikan:
a) Mempunyai fungsi
ganda yang efektihf sekali, untuk merekam, menampilkan rekaman dan
menghapusnya. Playback dapat segera dilakukan setelah rekaman
selesai pada mesin yang sama.
b) Pita rekaman dapat
diputar berulang-ulang tanpa mempengaruhi volume.
c) Rekaman dapat dihapus
secara otomatis dan pitanya dapat dipakai lagi.
d) Pita rekaman dapat digunakan
sesuai jadwal yang ada. Guru dapat secara langsung mengotrolnya.
e) Program kaset dapat
menyajikan kegiatan-kegiatan/hal-hal di luar sekolah. (hasil wawancara atau
rekaman-rekaman kegiatan).
f) Program kaset bisa
menimbulkan berbagai kegiatan (diskusi, dramatis dan lain-lain)
g) Program kaset
memberikan efisiensi dalam pengajaran bahasa (laboratorium bahasa).
Media rekaman mempunyai beberapa
kekurangan diantaranya:
a) Daya jangkuannya
terbatas. Jika radio sekali disiarkan dapat menyiarkan pendengar yang massal di
tempat-tempat yang berbeda, program kaset hanya terbatas di tempat program
disajikan saja, dan
b) Dari segi biaya
pengadaannya bila untuk sasaran yang banyak jauh lebih mahal.
3. Penggunaan media
rekaman
Penggunaan media rekaman dalam pengajaran
dibatasi hanya oleh imajinasi guru dan siswa. Media rekaman dapat digunakan
dalam semua fase pengajaran mulai dari pengantar atau pembukaan ketika
memperkenalkan topik bahasan sampai kepada evaluasi hasil belajar siswa. Penggunaan
media rekaman sangat mendukung sistem pembelajaran tuntas (mastery learning).
Siswa yang belajarnya lamban dapat memutar kembali dan mengulangi bagian-bagian
yang belum dikuasainya. Di lain pihak, siswa yang dapat belajar dengan cepat
bisa maju terus sesuai dengan tingkat kecepatan belajarnya. Siswa juga dapat
berlatih mengenal kembali dan melatih pengucapan kata-kata dari bahasa asing,
atau kata-kata yang belum dikenali.
Menurut Azhar langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan media rekaman adalah sebagai berikut:
Pertama, Mempersiapkan diri. Guru
merencanakan dan menyiapkan diri sebelum penyajian materi. Salah satu cara
mempersiapkan diri sebelumnya adalah dengan memeriksa dan mencobakan materi
itu, membuat catatan tentang hal-hal penting yang tercakup dalam materi rekaman
itu, dan menentukan apa yang akan digunakan untuk membangkitkan minat,
perhatian, dan motivasi siswa, bagian mana yang akan menjadi bahan utama
diskusi dan yang mana dijadikan penilaian pemahaman siswa.
Kedua, Membangkitkan kesiapan siswa. Siswa
dituntun agar memiliki kesiapan untuk mendengar, misalnya dengan cara
memberikan komentar awal dan pertanyaan-pertanyaan. Variasi lain dalam
mempersiapkan murid untuk mendengar adalah (1) mengidentifikasi materi judul,
peserta, atau keadaan yang terjadi pada saat produksi, (2) memberikan informasi
latar belakang yang menarik tentang program itu, (3) membahas secara singkat
bersama siswa mengenai topik dan memunculkan beberapa pertanyaan kunci di mana
jawabannya diharapkan dapat diperoleh dari materi audio itu, (4) membuat di
papan tulis daftar kata-kata kunci atau frase kunci yang terkandung dalam bahan
rekaman itu, (5) menjelaskan mengapa siswa harus mendengarkan materi rekaman
itu, bagaimana materi itu berkaitan dengan pengetahuan dan tugas siswa saat
ini, apa yang diharapkan siswa lakukan selama dan setelah mendengarkan materi
rekaman itu, dan bagaimana siswa diharapkan dapat memperoleh keuntungan dari
materi itu.
Ketiga, Mendengarkan materi rekaman.
Tuntun siswa untuk menjalani pengalaman mendengar dengan waktu yang tepat atau
dengan sedikit penundaan antara pengantar dan mulainya proses mendengar. Dorong
siswa untuk mendengarkan dengan tenang, pusatkan perhatian kepada materi
rekaman, mendengarkan dengan pikiran terbuka dan dengan kemauan, dan dengan
sadar menghubungkan apa yang didengar dengan pertanyaan-pertanyaan yang dibahas
sebelum program ini dimulai.
Keempat, Diskusi (membahas) materi program
rekaman. Sebaiknya setelah selesai mendengar program itu, diskusi dimulai
secara informal dengan mengajukan pertanyaan yang bersifat umum, seperti Bagian
mana (gagasan mana) yang paling berkesan/ menonjol dari program itu?".
Setelah itu, barulah pindah ke pertanyaan-pertanyaan yang dipersiapkan, seperti
Pertanyaan mana yang terjawab seluruhnya atau sebagian?", "Apakah
siswa setuju dengan pandangan yang disajikan dalam program itu?", 'Dari
sisi mana pandangan itu sama atau berbeda?", dan lain-lain. Diskusi ini
selayaknya diakhiri dengan meminta satu atau dua orang siswa memberikan
rangkuman (inti sari dan gagasan-gagasan utama) program rekaman itu.
Kelima, Menindaklanjuti program. Pada
umumnya, diskusi dan evaluasi setelah mendengarkan program mengakhiri kegiatan
mendengar. Namun demikian, diharapkan siswa akan termotivasi untuk mempelajari
lebih banyak tentang pelajaran itu dengan melakukan bacaan di perpustakaan,
membaca buku teks, menonton film yang berkaitan, atau melakukan kegiatan lain
yang berkaitan dengan isi materi program rekaman itu.
Seperti telah diungkapkan di atas bahwa
program rekaman dapat pula dijadikan kegiatan di rumah. Untuk membuat kegiatan
mendengar di luar kelas atau di rumah lebih efektif dan produktif, berbagai
teknik dapat digunakan, antara lain: (1) melibatkan siswa dalam berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan pemilihan rekaman yang baik, (2) Menghubungkan
kegiatan mendengar di luar kelas dengan tugas-tugas sekolah, seperti mendorong
siswa untuk membuat laporan atau diskusi berdasarkan hasil kegiatan mendengar
di rumah, atau dengan memberi rekomendasi buku-buku yang berkaitan program
drama atau opera penting, dan (3) mendiskusikan dan memeriksa cara di mana
kebiasaan belajar di rumah bisa ditingkatkan.
Untuk mengukur dan mengevaluasi sejauh
mana perkembangan kemampuan siswa mendengar, memahami, dan menghargai materi
rekaman perlu diberikan beberapa contoh sebagai berikut:
1) Mengukur kemampuan
siswa memperoleh informasi dan pemahaman melalui materi rekaman dengan
memberikan tugas untuk mendengar rekaman kuliah atau pidato. Ajukan pertanyaan
yang menyangkut fakta atau interpretasi berdasarkan apa yang didengar.
2) Perdengarkan satu
bagian dari rekaman pidato atau drama yang siswa belum kenal. Tugaskan siswa
untuk mengidentifikasi berbagai unsur, seperti pembicara, jenis kesempatan,
waktu, peristiwa sebelum atau sesudahnya, dan signifikansi gagasan-gagasan yang
diungkapkan.
3) Perdengarkan seluruh
atau sebagian drama, pidato atau kuliah kemudian mintalah siswa secara kritis
mengevaluasi apa yang telah didengarnya dengan memperhatikan pendapat dan
gagasan yang diungkapkan, kualitas drama, pengucapan pembicara, penekanan dan
ekspresi, panjang pidato/kuliah, dan aspek lainnya.
4) Dengarkan sebagian
dari sajian ceritera-masalah, tetapi hentikan sebelum akhir ceritera, kemudian
mintalah siswa memberikan akhir cerita menurut versi mereka berdasarkan
aplikasi prinsip-prinsip dan informasi yang berkaitan.
5) Perdengarkan bagian
akhir yang dramatis saja dari ceritera yang terkenal. Mintalah siswa
mengembangkan secara kreatif unsur-unsur dasar peristiwa yang mungkin
diungkapkan sebelum akhir ceritera yang telah didengar.
Secara khusus, pemanfaatan media rekaman
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu dapat digunakan seperti untuk
belajar membaca al-qur’an. Guru dapat memanfaatkan kaset tape recorder tentang
bacaan-bacaan ayat alqur’an. Sehingga siswa akan dapat tertarik untuk
mendengarkan bacaan tersebut, karena yang membacakannya adalah orang yang telah
memiliki kualifikasi seperti Qori’ Nasional dengan bacaan yang fashih dan
alunan suara yang indah. Adapun yang lain seperti rekaman pidato siraman rohni,
pidato pengajian yang di dalamnya mengandung unsur-unsur PAInya bahkan pada
saat guru menyampaikan pembelajaran dengan ceramah juga dapat direkam dan dapat
diputar kembali oleh siswa. Dengan demikian siswa akan merasa tenang dan senang
serta tertarik untuk memperhatikan apa yang dibacanya.
BAB III KESIMPULAN
Radio adalah pesan atau materi siaran,
pemancar radio yang berperan sebagai penerima siaran sehingga bisa didengarkan
oleh para pendengar. Dalam proses pembelajaran dalam lembaga-lembaga formal
radio tidak dijadikan sebagai media yang berperan sangat besar untuk proses
pendidikan tersebut, namun radio disini bisa dijadikan sebagai media penunjang
dalam proses pembelajaran di lembaga-lembaga tersebut. Informasi dari radio
juga dapat mengembangkan wawasan pengetahuan para pendidik ataupun peserta
didik dalam mencapai tujuan yang diinginkan dan tentunya informasi tersebut
masih ada kaitannya dengan pendidikan.
Media rekaman disini diartikan sebagai suara
baik itu suara musik, manusia, binatang atau lainnya yang digunakan sebagai
media pembelajaran. Media ini sebenarnya dalam proses pembelajaran di
lembaga-lembaga pendidikan mempunyai andil yang sangat besar untuk menunjang
perkembangan para pendidik ataupun peserta didik, karena media rekaman ini
sangatlah bisa menyesuaikan dari kondisi kemampuan peserta didik hal ini dapat
di contohkan misal seorang siswa yang lambat dalam menerima ilmu dari gurunya
maka ia bisa merekam ceramah dari guru tersebut dan di putar berulang-ulang
sampai ia paham pada waktu yang berbeda. Di lain pihak, siswa yang dapat
belajar dengan cepat bisa maju terus sesuai dengan tingkat kecepatan
belajarnya. Siswa juga dapat berlatih mengenal kembali dan melatih pengucapan
kata-kata dari bahasa asing, atau kata-kata yang belum dikenali. Pemanfaataan
media rekaman ini samapi saat inipun masih berperan sangat besar dalam
pendidikan yang terus mengalami perkembangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arif S. Sadiman, dkk. 1993. Media
Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Eduar Depari dan Colin Macdrews. 1998.
Peranan Komunikasi Massa dalam Pembangunan. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Masduki. 2003. Radio Siaran dan Demokrasi.
Yogyakarta: Jendela.
Morissan. 2009. Manajemen Media Penyiaran.
Jakarta: Kencana.
Setiadi. 1987. Pemilihan dan Pengembangan
Media Untuk Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pres.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media
Pembelajaran. Yogjakarta: PT Pustaka Insan Mandiri.
http://20229733.siap-sekolah.com/index.php/2010/09/24/siaran-radio-untuk-pendidikan/.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_radio.
Labels:
MATERI UMUM
Thanks for reading Media Radio dan Rekaman. Please share...!
0 Comment for "Media Radio dan Rekaman"