BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuatu tindakan pendidikan merupakan bagian dari proses
yang diharapkan untuk menuju ke suatu tujuan, dan tujuan-tujuan ini diperintah
oleh tujuan-tujuan akhir yang umum. Tujuan pendidikan itu sendiri merupakan
gambaran dari filsafat atau pandangan hidup manusia, baik secara perseorangan
maupun kelompok.
Membicarakan tujuan pendidikan akan menyangkut system nilai
dan norma-norma dalam suatu konteks kebudayaan, baik dalam mitos, kepercayaan
dan religi, filsafat, ideologi, dan sebagainya. Dalam lembaga pendidikan suatu
tujuan itu sendiri bersangkut paut dengan hasil akhir dari suatu langkah yang
diambil dalam memasuki salah satu bidang pendidikan. Sesuatu tujuan itu
meliputi aktivitas yang rapi, tertib dan teratur yang bergerak maju menuju
sasaran, yaitu pelaksanaan proses dengan sempurna hingga akhir. Tujuan
tertinggi dari pendidikan adalah untuk menyempurnakan pribadi seseorang dengan
menonjolkan segala tenaga potensial yang dimilikinya.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa arti dari Tujuan Pendidikan?
2.
Apa fungsi Tujuan Pendidikan?
3.
Bagaimana cara menentukan Tujuan
Pendidikan?
4.
Apa kriteria kualifikasi Tujuan
Pendidikan?
5.
Apa arti Tujuan Tertinggi dari
Pendidikan?
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari
Tujuan Pendidikan.
2.
Untuk mengetahui fungsi Tujuan
Pendidikan.
3.
Untuk mengetahui cara menentukan
Tujuan Pendidikan.
4.
Untuk mengetahui Kriteria
Kualifikasi Tujuan Pendidikan.
5.
Untuk mengetahui arti dari Tujuan
Tertinggi dari Pendidikan.
Manfaat
1.
Secara teoritis
Memberikan wawasan pengetahuan dalam bidang Filsafat
Pendidikan, terutama kajian terhadap tinjauan Filosofis tentang Tujuan
Pendidikan.
2.
Secara praktis
Memberikan wawasan bagi pemakalah untuk menerapkan ilmu yang
bermanfaat bagi peserta didik demi menuju tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan melalui proses pembelajarannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan Pendidikan
Setiap pelaksanaan pendidikan adalah bagian dari suatu
proses yang diharapkan untuk menuju ke suatu tujuan, dan tujuan-tujuan ini
diperintah oleh tujuan-tujuan akhir yang umum pada esensinya ditentukan oleh
masyarakat, yang dirumuskan secara singkat dan padat, seperti kematangan dan
kesempurnaan pribadi.[1]
Tujuan pendidikan merupakan gambaran dari falsafah atau pandangan hidup
manusia, baik individu maupun kelompok. Tujuan pendidikan itu sendiri
menyangkut beberapa sistem dan norma-norma dalam suatu konteks kebudayaan, baik
dalam mitos, kepercayaan atau religi, filsafat, ideologi.[2]
Secara umum tujuan pendidikan diartikan dapat membawa anak
ke arah tingkat kedewasaan. Artinya, membawa anak didik agar dapat berdiri
sendiri(mandiri) didalam hidupnya di tengah-tengah masyarakat. Dalam hal ini
ada empat macam tujuan pendidikan yang tingkatan dan luasnya berlainan yaitu
tujuan pendidikan Nasional, tujuan Institusional, tujuan Instruksional dan
tujuan Kurikuler.
1.
Tujuan Pendidikan Nasional
Yaitu membangun kualitas manusia yang bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan selalu dapat meningkatkan kebudayaan dengan-Nya sebagai warga
Negara yang berjiwa Pancasila yang mempunyai semangat dan kesadaran yang
tinggi, berbudi pekerti yang luhur dan berkepribadian yang kuat, cerdas,
terampil, dapat mengembangkan hubungan yang baik antara sesama manusia dan
dengan lingkungannya, sehat jasmani, mampu mengembangkan daya estetika, sanggup
untuk membangun diri dan masyarakat.
2.
Tujuan Institusional
Adalah perumusan secara umum pola prilaku dan pola kemampuan
yang harus dimiliki oleh lulusan suatu lembaga pendidikan.
3.
Tujuan Instruksional
Adalah rumusan secara terperinci apa saja yang harus
dikuasai oleh siswa atau anak didik sesudah ia melewati keguatan instruksional
yang bersangkutan dengan berhasil.
4.
Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler yaitu untuk mencapai pola prilaku dan pola
kemampuan serta ketrampilan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu lembaga,
yang sebenarnya merupakan tujuan institusional dari lembaga pendidikan
tersebut. Tujuan kurikuler ini penting untuk menentukan macam pengetahuan,
kemampuan dan ketrampilan, atau dengan singkat macam pengalaman apa yang akan
diberikan kepada siswa.apabila tujuan kurikulum ditentukan oleh tujuan
institusional, maka pada gilirannya tujuan kurikuler ini mempengaruhi dan
menentukan tujuan institusional.[3]
Adapun tujuan pendidikan yang lain, maka definisi yang paling sederhana yaitu
perubahan yang diingini yang diusahakan oleh proses pendidikan atau usaha
pendidikan untuk mencapai tujuannya baik pada tingkah laku individu maupun pada
kehidupan pribadi, kehidupan bermasyarakat dan pada alam sekitar individu
hidup, atau proses pendidikan itu sendiri maupun proses pengajaran sebagai
aktivitas yang asasi dan sebagai proposisi diantara profesi-profesi asasi di
dalam bermasyarakat.
Jadi tujuan pendidikan menurut definisi ini adalah perubahan-perubahan yang
diinginkan pada bidang asasi yaitu:
a.
Tujuan individual yang berkaitan
dengan individu-individu pelajar(learning) dan dengan pribadi mereka dan apa
yang berkaitan dengan individu tersebut pada perubahan yang diinginkan pada
perubahan tigkah laku aktivitas dan pencapaiannya dan pada persiapan yang
diharuskan pada kehidupan dunia mereka.
b.
Tujuan sosial yang berkaitan dengan
kehidupan bermasyarakat sebagai keseluruhan, tingkah laku masyarakat umumnya
dan dengan apa yang berkaitan dengan kehidupan ini tentang perubahan yang
diinginkan, pertumbuhan, memperkaya pengalaman dan kemajauan yang diinginkan.
c.
Tujuan profesional yang berkaitan
dengan pendidikan an pengajaran sebagai ilmu, seni, profesi dan sebagai suatu
aktivitas di antara aktivitas-aktivitas masyarakat.[4]
B. Fungsi Tujuan Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha secara sadar yang berarti bahwa
usaha tersebut permulaan dan mengalami pula akhirnya. Ada usaha terhenti karena
mengalami kegagalan sebelum mencapai tujuan, namun usaha tersebut belum dapat
disebut berakhir. Dan pada umumnya suatu usaha baru berakhir kalau tujuan akhir
telah tercapai.
Dari paparan diatas maka fungsi tujuan pendidikan yang kita
maksud adalah mengakhiri dan mengarahkan tujuan tersebut juga suatu tujuan
dapat pula merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain, baik
merupakan tujuan baru maupun tujuan-tujuan lanjutan dari tujuan pertama
kemudian fungsi dari tujuan pendidikan itu sendiri bisa bermakna memberi nilai
pada suatu usaha-usaha tersebut.[5]
Menurut Brubacher tujuan pendidikan melaksanakan tiga fungsi
penting yang kesemuannya bersifat normatif yaitu:
a.
Tujuan pendidikan memberikan arah
pada proses yang bersifat edukatif.
b.
Tujuan pendidikan tidak harus selalu
memberi arah pada pendidikan tetapi harus mendorong atau memberikan motivasi
sebaik mungkin.
c.
Tujuan pendidikan mempunyai fungsi
untuk memberikan pedoman atau menyediakan kreteria-kreteria dalam menilai proses
pendidikan.
Artinya, jika seseorang akan menguji murid atau anak didik
atau pengakuan terhadap sekolah-sekolah menengah atau perguruan tinggi, ia
harus mempunyai acauan pada tujuan pendahuluan.[6]
C. Cara Menentukan Tujuan Pendidikan
Ada beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman untuk
menentukan cara yang paling baik bagi seseorang pendidik dalam menentukan
tujuan pendidikan.
Menurut John S. Brubacher bahwa dalam menentukan tujuan
pendidikan dapat ditempuh tiga cara atau pendekatan yaitu:
a.
A Historial Analysis of social
institutions approach.
Pendekatan melalui analisis historis lembaga-lembaga social adalah
suatu pendekatan yang berorientasi kepada realita yang sudah ada dan telah
tumbuh sepanjang sejarah bangsa itu. Pandangan hidup, kenyataan hidup, tata
social dan kebudayaan menjadi pusat orientasi yang akan diwarisi.
Adapun kritik terhadap pendekata n ini adalah bahwa
pendekatan ini akan menghasilkan suatu ststus quo pada analisa sejarah dapat
menetapkan kenyataan apa yang terjadi dan apa pula yang diinginkan masyarakat.
Namun analisa ini tidak mungkin untuk menetapkan apa yang diingini oleh masyarakat
yang akan dating. Juga pendekatan ini dianggap tudak mampu untuk melakukan
prediksi dan perencanaan tentang bagaimana bentuk dan nilai-nilai social yang
dikehendaki oleh generasi mendatang di hari depan. Lembaga-lembaga social yang
ada merupakan perwujudan dan warisan masa silam dan tentunya efektifitas dari
lembaga-lembaga tersebut sulit untuk menjangkau dan berfungsi dihari depan
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang
takterduga.
b.
A Sosological Analysis of current life
approach.
Pendekatan yang berdasarkan pada analisis tentang kehidupan
yang aktual, dengan pendekatan ini dapat didiskusikan kenyataan kehidupan ini
melalui analisis deskriptif tentang seluruh kehidupan masyarakat baik aktivitas
anak-anak, orang dewasa dan motivasi mereka terhadap aktivitas tersebut dan
bahkan juga tentang minat dan tujuan aktivitas tersebut. Di samping itu dengan
pendekatan ini dapatlah pula dijabarkan perwujudan pendidikan seperti kurikulum
dan beberapa kegiatan sebagai penunjangnya, analisa proses belajar mengajar,
dan lain sebagainya dan segala sesuatu yang termasuk dalam analisa kebutuhan
social, analisa jabatan, untuk dipersiapkan oleh pendidikan secara aktif.
c.
Normative philosophy approach.
Pendekatan melalui nilai-nilai filsafat normatif seperti
filsafat Negara dan moral. Proses pendidikan pada dasarnya adalah melestarikan
kebudayaan dan mewariskan nilai-nilai yang hidup sebagai pandangan hidup dan
filsafat hidup sebagai eksistensi bangsa dengan kebudayaannya yang ada.
Jadi dalam menentukan tujuan pendidikan maka filsafat dan
pandangan hidup merupakan dasar utama. Masing-masing bangsa mempunyai filsafat
hidup sendiri-sendiri yang mungkin berbeda debgan bangsa satu denagn bangsa
yang lain. Demikian masing-masing bangsa mempunyai ideologi sendiri-sendiri
yang mungkin pula berbeda satu negara dengan negara yang lain. Dari pandangan
hidup dan filsafat hidup itulah kemudian negara menentukan cita-cita kehidupan
dan kehidupan ideologi dari negara itu yang biasa disebut dengan “filsafat
negara”[7]
D. Kriteria Kualifikasi Tujuan
Pendidikan
Yang dimaksud dengan kreteria kualifikasi hanya merupakan
kreteria memenuhi syarat untuk dikatakan lengkap atau tidaknya suatu tujuan
pendidikan.
Menurut John Dewey ada tiga kreteria yang baik untuk suatu
tujuan, yaitu:
a.
Tujuan yang sudah ada haruslah
menciptakan perkembangan yang lebih baik daripada kondisi-kondisi yang sudah
ada sebelumnya. Hal itu juga harus didasarkan kepada pemikiran pertimbangan
yang telah berjalan kepada sumber-sumber dan kesulitan-kesulitan situasi yang
ada.
b.
Suatu tujuan itu haruslah fleksibel
dan dapat diubah-ubah yang disesuaikan menurut keadaan, suatu tujuan akhir yang
dibuat diluar proses kegiatan mempunyai hubungan kerja dengan kondisi-kondisi
konkret dari suatu situasi.
c.
Tujuan itu haruslah menunjukkan
kebebasan kegiatan. Istilah “tujuan dalam pandanagn” adalah sugestif sifatnya
untuk memberikan gambaran dalam pikiran kita atau kesimpulan dari beberapa
proses. Satu-satunya cara yang mana kita dapat menentukan sesuatu aktivitas
adalah dengan jalan menempatkan sasaran-sasaran tujuan didepan kita yang mana
kegiatan kita akan berakhir.
Sehingga dapat dipahami bahwa karakteristik tujuan
pendidikan yang baik itu antara lain:
1.
Suatu tujuan pendidikan harus
ditegakkan diatas aktivitas dan keperluan sebenarnya (termasuk naluri dan
kebiasaan tingkah laku yang asli) dari orang-orang tertentu yang harus dididik.
2.
Suatu tujuan haruslah dapat
diterjemahkan menjadi suatu metode kerjasama dengan kegiatan-kegiatan anak yang
sedang mengalami pengajaran. Dan tujuan itu harus memprakarsai suatu lingkungan
atau situasi yang diperlukan untuk memberikan kebebasab kepada anak-anak
membangkitkan kemampuan belajar mereka.
3.
Dan para pendidik ahruslah
berhati-berhati terhadap tujuan yang menurut perkiraan bersifat umum dan
meliputi(terakhir). Karena setiap aktivitas betapapun spesifikasinya tapi masih
tetap bersifat umum dalam hubungan-hubungan tujuan yang bercabang-cabang dan
beraneka ragam itu untuk secara tidak teratur yang membawa seseorang kepada
maksud yang lain.
Dengan demikian jelaslah bahwa suatu tujuan dalam pendidikan
menunjukkan hasil dari proses alamiah yang membawa kepada kesadaran
menjadikannya sebagai suatu faktor untuk menentukan observasi dan memilih
cara-cara untuk bertindak. Atau dengan kata lain bahwa dalam pendidikan adanya
suatu kegiatan yang sadar akan tujuan untuk memberikan ketentuan yang pasti dalam
memilih materi, metode, alat evaluasi disamping memberikan arah kemana harus
menuju dalam kegiatan yang dilakukan.[8]
E. Tujuan Tertinggi dari Pendidikan
Tujuan tertinggi pendidikan adalah penonjolan diri pribadi,
disini kita harus melihat sifat manusia, untuk melihat apa kekuatan potensial
yang dimilikinya, kemudian menyusun suatu program pendidikan yang bertujuan
untuk menonjolkan atau membuktikan adanya kekuatan-kekuatan potensial itu. Atau
sebagaimana dikatakan orang bahwa pendidikan itu harus bertujuan untuk
menyempurnakan pribadi seseorang dengan menonjolkan segala tenaga potensial
yang dimilikinya.
Penonjolan pribadi disini tidak boleh dikacaukan dengan penamplian
diri, sebagai tujuan tertinggi dari pendidikan. Tujuan tertinggi dari
penonjolan diri pribadi adalah merealisasi diri seseorang tapi tidak
keterlaluan dan kualified.[9]
Disini, filsafat pendidikan dapat hadir mempersiapkan konsep falsafi sesuai
dengan pandangan hidup bangsa terikat sebagai landasan konseptual sebagai
pelaksanaan system pendidikan yang akan dilakukan. Tanpa filsafat pendidikan,
proses penyelenggaraan bias akan menjadi kegiatan yang justru menghancurkan
Bangsa.[10]
Pendidikan di Indonesia terproyeksikan pada ideologi
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai falsafahnya. Oeh karena itu,
pendidikan secara umum ditunjukkan untuk menghasilkan manusia seutuhnya, yaitu
manusia yang sikap dan perilakunya senantiasa dijiwai oleh nilai-nilai
Pancasila.[11]
Bangsa Indonesia itu sendiri mempunyai tujuan pendidikan
sebagaimana disebutkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara(GBHN) dalam pasal
mengenai pendidikan, bahwa pendidikan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan ketrampilan,
mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat
kebangsaan dan cinta tanah air, agar menumbuhkan manusia-manusia pembangun yang
dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa.[12]
BAB III
KESIMPULAN
Pada setiap proses pendidikan tentu dilakukan usaha secara
sadar yang mengandung arti bahwa setiap usaha mengalami permulaan dan ada
akhirannya. Tentu setiap pendidikan mempunyai suatu tujuan yang harus dicapai
agar menjadikan suatu kondisi yang diinginkan setiap umat manusia.
Tujuan pendidikan merupakan gambaran dari falsafah atau
pandangan hidup manusia, baik individu maupun kelompok. Tujuan pendidikan itu
sendiri menyangkut beberapa sistem dan norma-norma dalam suatu konteks
kebudayaan. Tujuan pendidikan itu sendiri mempunyai tujuan tertinggi yaitu
harus bertujuan untuk menyempurnakan pribadi seseorang dengan menonjolkan
segala tenaga potensial yang dimilikinya.
[3] Prof. Jalaludin dan Drs. Abdullah Idi, M. Ed, Filsafat
Pendidikan,(Jakarta: Gaya Media Pertama), hal 119-120
[8] Drs. H.M.Djumberansyah Indra, M.Ed, Filsafat Pendidikan,(Surabaya:Karya
Abditama,1994) hal. 89-92
Labels:
MATERI UMUM
Thanks for reading Tinjauan Filosofis Tentang Tujuan Pendidikan. Please share...!
0 Comment for "Tinjauan Filosofis Tentang Tujuan Pendidikan"